5 Masjid Unik di Solo, Untuk Destinasi Wisata Religi Ramadan

5 Masjid Unik

DISWAYSOLO.ID — Kota Solo memiliki berbagai masjid yang menarik dan bersejarah, yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk wisata religi,  ini cocok terutama saat ngabuburit keliling masjid selama bulan Ramadan.

Masjid ini sebagai wisata religi merupakan pilihan yang tepat bagi umat Muslim untuk merasakan atmosfer Kota Solo selama Ramadan.

Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengunjungi masjid-masjid bersejarah atau masjid-masjid baru yang memiliki keunikan tersendiri, seperti Masjid Raya Sheikh Zayed.

Bersantai ke masjid-masjid tersebut saat berpuasa pada siang hari adalah sebuah daya tarik yang sulit untuk menolaknya.

Sementara itu, pada malam hari, masjid-masjid yang unik ini menawarkan pengalaman Salat Tarawih yang lebih bermakna bagi para jemaah.

Putra Mahkota Solo Nyatakan Dukungan Kepada Prabowo-Gibran

Inilah 5 masjid unik dan bersejarah untuk wisata religi di Kota Solo selama bulan Ramadan:

1. Masjid Agung Keraton Solo

Masjid Agung Keraton Solo memiliki keunikan dan nilai sejarah yang tinggi. Menurut informasi dari surakarta.go.id.

Pembangunan masjid ini berkaitan erat dengan pemindahan pusat Kerajaan Mataram Islam dari Kartasura ke Surakarta pada 17 Februari 1945 di bawah pemerintahan Paku Buwono (PB) II.

Pemindahan tersebut terjadi akibat peristiwa Geger Pecinan yang mengakibatkan Keraton Kartasura mengalami kerusakan parah.

Pembangunan masjid yang terletak di sebelah barat Alun-alun Utara ini melakukannya bersamaan dengan pembangunan keraton baru untuk Surakarta.

Berdasarkan prasasti yang terdapat  pada dinding luar ruang utama, masjid ini mulai pembangunnya pada tahun 1757 dan selesai sekitar tahun 1768, kemudian menyempurnakannya pada masa pemerintahan PB IV hingga PB X.

Daya tarik Masjid Agung Solo terletak pada arsitekturnya yang mencerminkan nuansa Jawa yang khas.

Baca Juga:  Pemkot Solo Kerahkan 60 Psikolog ke Posyandu, Respons Terhadap Kasus Bunuh Diri di Jembatan Jurug

Sebagian besar bangunannya terbuat dari kayu berkualitas tinggi. Seperti masjid-masjid Jawa yang berasal dari Keraton, atap masjid ini merancangnya dengan model limasan susun tiga.

2. Masjid Al Wustho Pura Mangkunegaran

Selain Keraton Solo, Mangkunegaran Solo juga mendirikan masjid yang dikenal dengan nama Al-Wustho.

Mengacu pada buku Masjid Warisan Budaya di Jawa dan Madura (2018) yang menerbitkan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, nama Al-Wustho berarti “tengah” atau “pertengahan”.

Nama ini mencerminkan ukuran masjid yang unik dan bersejarah di Kota Solo, yang tidak terlalu besar maupun kecil.

Dalam konteks lain, nama tersebut juga dapat diartikan sebagai representasi ajaran Ummatan Wasathan.

Secara sekilas, gaya arsitektur Masjid Al-Wustho mirip dengan Masjid Agung Solo, keduanya mengadopsi atap limasan susun tiga.

Ruang utama masjid ini menyangganya oleh empat tiang utama dan 12 tiang pendukung, dengan dominasi warna hijau, kuning, dan putih.

Pembangunan masjid yang terletak pada Jl Kartini No 3, Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Arsitek dan ahli tata letak kota, Thomas Karsten, mengenal terlibat dalam pengembangan Masjid Al-Wustho. Keterlibatan ini terjadi karena kedekatannya dengan Mangkunagoro VI.

Tempat Wisata di Surakarta yang Wajib Dikunjungi pada Saat Liburan

3. Masjid Raya Sheikh Zayed

Masjid ini di yang meresmikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden UEA Mohamed Bin Zayed Al-Nahyan pada 14 November 2022.

Terletak pada Jl A Yani No 121, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, dan membangunnya di atas lahan seluas 26.581 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 7.814 meter persegi.

Dengan dua lantai, masjid ini dapat menampung hingga 10.000 jemaah.

Keunikan masjid ini terletak pada arsitekturnya yang bergaya Timur Tengah,  merancangnya sebagai replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, UEA. Masjid ini memiliki empat menara setinggi 75 meter dan kubah utama setinggi 65 meter.

Baca Juga:  Taman Wisata Balekambang Solo Pengalaman Keliling Dunia, Tempat Liburan Keluarga di Tawangmangu

Meskipun demikian, desain masjid tetap mengintegrasikan elemen lokal, seperti pelataran pada serambi yang menghiasinya dengan motif batik kawung.

Sejak peresmiannya pada 2022, masjid yang merupakan hadiah dari Presiden UEA untuk Jokowi ini selalu ramai yang mengunjungi oleh masyarakat dari dalam dan luar Kota Solo yang ingin menyaksikan keindahannya.

4. Masjid Laweyan

Di Kota Solo, selain dua masjid yang terletak di kompleks Keraton dan Mangkunegaran,
terdapat masjid yang lebih tua, unik, dan bersejarah, yaitu Masjid Laweyan. Masjid ini berlokasi pada Jl Liris No 1, Belukan, Pajang, Kecamatan Laweyan.

Menurut informasi dari duniamasjid.islamic-center.or.id, meskipun tahun pendiriannya tidak dapat memastikan dengan tepat, masjid ini perkirakan membangunnya pada masa Kerajaan Pajang, sekitar tahun 1550 Masehi.

Sejarah Masjid Laweyan memulainya dengan kedatangan Kiai Ageng Henis yang berpindah dari Selo ke Pajang.

Berdasarkan catatan dalam Babad Tanah Jawi, Kiai Ageng Henis menetap untuk Laweyan pada tahun 1540, dan masjid mendirikannya beberapa tahun setelahnya.

5. Masjid Saminah Sihyadi di Solo

Merupakan bangunan yang relatif baru, beroperasi sejak sekitar dua tahun lalu, tepatnya pada Ramadan 1444 H. Keunikan masjid ini terletak pada gaya arsitekturnya.

Terletak di Jl Tirtonadi No 9, Gilingan, Banjarsari, Kota Solo, masjid ini memiliki bentuk tabung. Dari luar, ornamen dinding berwarna cokelat menyerupai kulit salak.

Berbeda dengan masjid pada umumnya yang memiliki atap berbentuk kubah, Masjid Saminah Sihyadi justru memiliki atap datar.

Di sisi utara, terdapat menara yang berfungsi sebagai penanda tempat ibadah. Menara ini berbentuk persegi panjang dan menjulang tinggi.

Di bagian dalam masjid, tidak terdapat dinding tebal. Masjid ini dikelilingi oleh jendela kayu yang dapat dibuka dari semua sisi.

Baca Juga:  Menyusuri Wisata Bangunan Kuno Surakarta, Kekayaan Bak Kerajaan

Jendela-jendela tersebut terpasang di setiap sisi dinding, sehingga sirkulasi udara di dalam masjid sangat baik. Oleh karena itu, meskipun tanpa pendingin udara, masjid ini tetap terasa sejuk.