Menyusuri Wisata Bangunan Kuno Surakarta, Kekayaan Bak Kerajaan

WISATA BANGUNAN KUNO - Menyusuri wisata bangunan Kuno Surakarta.
WISATA BANGUNAN KUNO - Menyusuri wisata bangunan Kuno Surakarta.

SURAKARTA, diswaysolo.id- Kota yang dijuluki “Spirit of Java”, menyimpan kekayaan sejarah yang tak ternilai dan sebagai salah satu kota di Jawa Tengah yang masih kental akan atmosfer kerajaan, Solo menawarkan berbagai tempat wisata bangunan kuno yang menawan dan menarik untuk dikunjungi.

Sebagai kota yang sudah berusia hampir 250 tahun dan memiliki banyak kawasan wisata bangunan kuno, yang terpencar dan berserakan di berbagai lokasi.

Solo menjadi salah satu kota yang menawarkan beraneka macam destinasi wisata bagi para pelancong dan mulai dari wisata kuliner, budaya, alam, hingga wisata bangunan kuno tersedia secara lengkap di Solo.

Wisata bangunan kuno ini dengan ciri khas kolonial yang masih ada di berbagai wilayah Indonesia tentu menyimpan sejarahnya tersendiri.

Berikut Informasi Lengkap Wisata Bangunan Kuno Solo:

1.Loji Gandrung

Bangunan khas bernuansa masa kolonial Belanda ini kini beralih fungsi menjadi rumah dinas Walikota Solo, didirikan pada tahun 1797 pada masa pemerintahan Pakubuwono IV, dulunya bangunan ini adalah milik seorang pengusaha gula yang terkenal, Johannes Augustinus Dezentje.

Keluarga Dezentje memiliki hubungan baik dengan pihak kolonial Belanda dan Keraton Kasunanan Surakarta, pada tahun 1819 Augustinus Dezentje menikah dengan salah seorang anggota keluarga Keraton Kasunanan bernama Raden Ayu Cokrokusumo.

2.Keraton Surakarta

Keraton Surakarta merupakan tempat bersejarah di Solo yang memiliki nilai sejarah tinggi, keraton Surakarta dibangun oleh Paku Buwono II pada tahun 1744 silam.

Gaya bangunan ini pun campuran dengam gaya Eropa dan Jawa dan jika berkunjung ke Keraton Surakarta, Anda bisa melihat barang peninggalan keluarga kerajaan.

3.Pura Mangkunegaran

Pura ini memiliki bangunan yang mewah nan indah dengan ornamen khas perpaduan antara Jawa kuno dan Eropa modern yang memberi daya tarik sendiri khususnya bagi anak-anak muda.

Baca Juga:  Inilah Daftar Taman Terbaru di Solo, Cocok untuk Melepaskan Penat

Tak hanya bisa menikmati bangunannya yang indah, kamu juga bisa belajar sejarah tentang Pura ini karena ada tour guide yang bersedia menemani kamu berkeliling sembari menjelaskan sejarah-sejarah Pura Mangkunegaran.

4.Benteng Vastenburg

Benteng bersejarah ini, yang dibangun pada tahun 1745, merupakan salah satu cagar budaya kota Solo yang tak boleh dilewatkan dan bagaikan melangkah ke dalam lorong waktu yang membawa kamu kembali ke era kolonial Belanda.

Benteng Vastenburg berfungsi sebagai pusat pengawasan Belanda atas penguasa Surakarta dan sebagai markas garnisun,kini menjadi ruang publik yang ramai dengan berbagai kegiatan seni dan budaya, seperti konser, festival, dan pameran.

5.Pasar Gedhe Hardjonagoro

Wisata bangunan kuno ini merupakan sebuah pasar “kecil” yang didirikan di area seluas 10.421 meter persegi, berlokasi di persimpangan jalan dari kantor gubernur yang sekarang digunakan sebagai Balai Kota Surakarta.

Bangunan ini di desain oleh arsitek Belanda bernama Ir, Thomas Karsten yang selesai pembangunannya pada tahun 1930 dan diberi nama Pasar Gede Hardjanagara.

6.Bunker Kuno

Bunker ini terletak di kompleks Balai Kota Surakarta tepatnya di bawah gedung Dinas Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta.

Bunker berukuran 16 x 24 meter ini pertama kali ditemukan pada tahun 2012 dan diperkirakan telah dibangun dari tahun 1800-an, dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda dan digunakan sebagai tempat penyimpanan uang serta berlindung bagi orang-orang Belanda.

7.Omah Lawa

Dengan dominasi arsitektur khas Eropa dengan pilar-pilar tinggi, bangunan ini merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda di abad ke-19.

Sudah lebih dari 50 tahun bangunan ini tidak berpenghuni sehingga terdapat banyak kelelawar (lawa) yang hidup disana, maka dari itu bangunan ini disebut Omah Lawa.

Baca Juga:  Inilah Daftar Pilihan Ragam Motif Batik Solo, Ada Makna di Balik Keindahannya

Hingga akhirnya pada tahun 2016, Omah Lawa ini mulai dipugar oleh ahli waris sebagai galeri batik dan pusat kerajinan, kemudian berubah nama menjadi Rumah Heritage Batik Keris.

8.De Tjolomadoe

Wisata bangunan kuno ini memiliki beberapa ruangan yang berkumpul menjadi satu area komplek, ruangan tersebut terdiri dari museum, concert hall, aula serbaguna, hingga venue FnB.

Areanya yang luas memungkinkan para pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan seperti berolahraga, piknik, kumpul komunitas, serta berfoto ria.

Berawal dari pabrik gula yang berhenti beroperasi pada 1998, kini tempat ini menjadi wisata hits yang kerap dikunjungi masyarakat lokal untuk menikmati waktu luang.