Sragen  

Musim Penghujan, Sekda Sragen Hargiyanto Imbau Masyarakat Sragen untuk Waspada Bencana

Sekda Sragen Dr Hargiyanto MKes saat Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi dilaksanakan di Alun-alun Sas
Sekda Sragen Dr Hargiyanto MKes saat Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi dilaksanakan di Alun-alun Sas

SRAGEN, diswaysolo.id – Para pemangku wilayah di lingkungan Kabupaten Sragen agar selalu memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada ketika terjadi hujan lebat. Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Dr Hargiyanto MKes saat Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi dilaksanakan di Alun-alun Sasono Langen Putro Sragen, Jumat pagi, 1 November 2024.

”Kami mengajak seluruh masyarakat Sragen untuk berpola hidup sehat dan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menganggu saluran air, serta memangkas pohon yang terlalu lebat agar tidak tumbang ketika angin kencang melanda,” imbaunya Sekda mewakili Bupati Sragen dr Hj Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Di hadapan peserta apel yang diikuti oleh 350 peserta dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca ekstrem atau hujan dengan intensitas tinggi disertai dengan angin dan petir yang berpotensi tanah longsor di tahun 2024 – 2025, dia berpesan agar masyarakat Sragen tidak panik. Selain itu, memahami banyaknya informasi mengenai gempa megathrust. Sebab, Indonesia merupakan negara yang berada di jalur pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

”Camat dan Kepala Desa harus terus berkolaborasi dengan unsur wilayahnya untuk mengidentifikasi potensi bencana serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi baik, pra, tanggap darurat, dan pasca bencana agar tercipta kemandirian dan ketangguhan masyarakat terhadap ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja,” pesannya.

Sekda Sragen memaparkan bahwa dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi banjir dan tanah longsor di Kabupaten Sragen, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah berkolaborasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tim relawan NU, MTA, dan Muhammadiyah dalam menyediakan sarana – prasarana seperti mobil dan perahu evakuasi.

”Setiap jam ada laporan terkait monitor EWS (Early Warning System) berupa Surat Edaran di Whatsapp Group. Hasil laporan tersebut kita sampaikan ke masyarakat juga melalui aplikasi pesan. Dengan teknologi kita lebih mudah ya untuk  mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana yang menjadi urusan kita Bersama,” paparnya.

Baca Juga:  Polda Jateng Mengungkap Praktik Prostitusi di Destinasi Wisata Gunung Kemukus, Sragen

EWS masih berfungsi normal

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sragen R. Triyono Putro menambahkan, EWS yang ada di Desa Jetis dan Musuk, Kecamatan Sambirejo serta Sungai Mungkung, Kecamatan Sidoharjo masih berfungsi secara normal. Seismograf juga dipasang di Kecamatan Jenar untuk mendeteksi adanya potensi gempa.

”BPBD berkoordinasi dengan DLH untuk membersihkan sungai bersama-sama secara terjadwal di Sungai Garuda, Mungkung, dan sungai lainnya yang perlu diwaspai. Kiranya saat terjadi hujan deras air tidak akan meluap, yang mengakibatkan banyaknya rumpun bambu menutup jembatan,” jelasnya.

Lebih lanjut R. Triyono Putro menguraikan pemetaan potensi bencana alam di Kabupaten Sragen meliputi banjir dan tanah longsor di Kecamatan Sambirejo, Sidoharjo, dan sekitar aliran sungai lainnya. Adapun kekeringan di wilayah Kecamatan Jenar, Gesi, Tangen, Sumberlawang, dan Kalijambe sudah mulai teratasi dengan adanya CSR Sumur Dalam.

Karena it, untuk mengukur kesiapan SDM dan sarana-prasarana penanggulangan bencana, Sekda bersama Forkopimda dan Kepada OPD di lingkup Kabupaten Sragen meninjau kendaraan kebencanaan yang ada di sekitar alun-alun.