Pasar Dhoplang Wonogiri Tanpa Plastik, Surganya Kuliner Tradisional

Pasar Dhoplang Wonogiri tanpa plastik.
Pasar Dhoplang Wonogiri tanpa plastik.

WONOGIRI, diswaysolo.id – Pasar Dhoplang di Kecamatan Slogohimo Wonogiri viral di media sosial. Pasar dengan menu jajanan tradisional dengan menghindari bungkus plastik tersebut cukup unik.

Jika ingin mencari tempat kuliner tradisional yang unik di Wonogori, maka bisa mencoba kunjungi pasar unik ini dan pasar itu adalah Pasar Dhoplang yang berdiri sejak 2018.

Di tengah pesatnya perkembangan zaman tak jarang orang-orang masih merindukan hal-hal yang berbau tradisional, kamu bisa berwisata kuliner khas Wonogiri di Pasar Dhoplang yang pastinya unik dan berbeda dari pasar yang lain.

Pasar Doplang tetap eksis semenjak dibuka 4 tahun yang lalu, bahkan kini semakin ramai pasar tiban ini buka di akhir pekan, setiap Minggu pagi mulai pukul 05.00 hingga 10.00 WIB.

Berikut fakta unik Pasar Dhoplang:

1.Aneka Kuliner

Biasanya aneka menu kuliner yang dijual pedagang ludes terjual pada pukul 10.00 WIB, ada berbagai jenis menu kuliner tradisional yang dijajakan pedagang di Pasar Doplang.

Ada gatot, gronthol, besengek, tiwul, sego bancakan, cabuk, puli hingga wedang uwuh dan semua menu itu dijamin bikin pengunjung bernostalgia sekaligus sebagai klangenan.

2.Beragam Pedagang

Semua makanan yang disediakan oleh 66-70 pedagang itu bisa dinikmati langsung di tempat atau dibawa pulang, namun yang pasti semua makanan dari sana dibungkus menggunakan daun jati dan daun pisang.

Pasar itu mempunyai konsep anti plastik penjual tidak menyediakan plastik, pengunjung juga dilarang membawa plastik ke dalam area pasar. Tidak ada selembar plastik pun di sana.

3.Lokasi

Pasar tradisional ini  terletak di Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri dan pasar ini dikenal karena menjual berbagai jajanan tradisional yang sulit ditemukan di tempat lain.

Baca Juga:  Beragam Fakta Menarik di Wonogiri, Kota Gaplek dengan Pegunungan Seribu

Bangunan yang dirancang seperti pasar desa tempo dahulu, memiliki ciri khas yang membedakannya dari pasar tradisional lainnya, penggunaan uang koin kayu sebagai alat tukar di pasar ini.

4.Keunikan

Sensasi unik dapat dirasakan saat makan di Pasar ini karena pengunjung dapat menikmati hidangan makanan dan minuman di bawah pepohonan yang rindang dengan pemandangan hamparan sawah yang ditanami padi dan palawija di sekitar pasar.

Hal ini memberikan suasana yang sejuk dan nyaman saat menikmati jajanan tradisional, penjual yang mengenakan pakaian tradisional seperti jarik dan atasan lurik Jawa tempo dulu.

5.Suasana Jawa

Lagu-lagu tradisional tembang Jawa yang mengalun di sudut pasar juga menambah nuansa tempo dulu yang kental di Pasar Dhoplang, pasar ini hanya buka pada hari Minggu saja, jadi pengunjung harus mengatur jadwal kunjungan mereka.

Untuk mendapatkan pilihan makanan yang lebih banyak, disarankan untuk datang pagi, karena menjelang siang makanan biasanya sudah habis.

6.Kekentalan Budayanya

Tak hanya wisata kuliner, kamu juga bisa belajar bahasa Jawa di mana diharapkan semua pengunjung pasar ini harus berbahasa Jawa saat bertransaksi.

Pedagang menggunakan daun jati atau pisang sebagai pembungkus makanan. Jika ingin menikmati jajanan di pasar ini, pengunjung bisa duduk-duduk di atas tikar yang telah digelar di antara pohon jati yang membentang sekitar 1.300 meter persegi.

7.HTM

Harga-harga makanan pun cukup murah, hanya berkisar Rp 1.000 – Rp 5.000 per porsi, meskipun tanpa plastik untuk kamu yang tidak ingin kerepotan membawa bungkusan sebagai oleh-oleh.

Pasar Dhoplang juga menyediakan alternatif pengganti plastik berupa tas kain yang sudah disablon dengan label Pasar Dhoplang yang bisa dibeli seharga Rp 5.000.