Sukoharjo,diswaysolo.id – Sebuah kecelakaan mengejutkan terjadi di perlintasan kereta api (KA) di Kampung Tegalrejo, Kelurahan Begajah, Sukoharjo, melibatkan mobil perias pengantin dan kereta Batara Kresna.
Kecelakaan ini menimbulkan kerusakan parah pada Toyota Rush putih milik pasangan suami-istri.
Keduanya mengalami luka ringan dan langsung ke rumah sakit setempat.
Insiden ini juga memicu respons cepat dari aparat keamanan dan pihak KAI terkait penutupan jalur perlintasan liar.
Kecelakaan Tragis
Menurut laporan, kecelakaan terjadi sekitar pukul 06.45 WIB ketika mobil Toyota Rush melintas di perlintasan tanpa palang pintu di Begajah, Sukoharjo.
Saksi mata menyebut bahwa kereta Batara Kresna datang dari arah utara (Solo) menuju selatan (Wonogiri), sementara mobil bergerak dari barat ke timur.
Meskipun kereta sudah membunyikan klakson, jarak yang terlalu dekat menyebabkan tabrakan tidak bisa dihindari.
Pengemudi dan penumpang mobil ternyata adalah pasangan suami-istri, yang diketahui bekerja sebagai perias pengantin (make-up artist).
Mereka berasal dari Desa Bakalan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo. Beruntung, kedua korban selamat dan hanya mengalami luka ringan sebelum dilarikan ke RS Nirmala Suri oleh pihak kepolisian.
Polres Sukoharjo menyelidiki insiden ini dan mencurigai adanya kelalaian dari petugas palang pintu.
Seorang petugas palang pintu dikabarkan diamankan guna pemeriksaan terkait keterlambatan menutup palang saat kereta melintas.
Tak Ada Penjaga Aktif
Kelalaian semacam ini sangat krusial karena perlintasan tersebut tidak dilengkapi penjaga aktif secara terus-menerus.
Sebagai langkah pencegahan pasca kecelakaan, PT KAI bersama Dinas Perhubungan Sukoharjo, Polri, TNI, dan Jasa Raharja menutup perlintasan liar di Begajah.
Penutupan dilakukan karena jalur tersebut dianggap berisiko tinggi mengingat tidak ada pengamanan memadai.
Mereka juga mengimbau warga untuk tidak menggunakan perlintasan liar dan mengutamakan keselamatan dengan memakai perlintasan resmi.
Kecelakaan ini menegaskan pentingnya pengawasan ketat di perlintasan kereta, khususnya yang belum memiliki palang otomatis atau penjaga permanen.
Apalagi saat kendaraan seperti milik perias pengantin melintas di pagi hari saat aktivitas kereta mulai padat.
Insiden ini menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa abai terhadap aturan lalu lintas dan pengamanan kereta bisa berdampak fatal. Keselamatan publik harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan lintasan kereta.
Kecelakaan di perlintasan Begajah ini bukan sekadar peristiwa tunggal, melainkan cerminan lemahnya pengamanan di titik-titik kritis.
Meskipun korban perias pengantin selamat, nyawa bisa saja menjadi taruhannya pada kecelakaan serupa berikutnya.
Penutupan perlintasan liar adalah langkah awal, tetapi perlu diiringi dengan edukasi dan penegakan aturan agar kejadian serupa tak terulang.
Semua pihak — warga, KAI, serta pemerintah daerah — wajib bekerja sama demi keselamatan bersama.






