SUKOHARJO, diswaysolo.id – Penutupan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk dianggap tidak memengaruhi iklim investasi di Kabupaten Sukoharjo, sehingga realisasi investasi tetap tinggi. Terdapat empat perusahaan besar yang berpotensi untuk berinvestasi di Sukoharjo. Penutupan Sritex tidak berdampak.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sukoharjo, Djoko Purnomo, menyatakan bahwa penutupan PT Sritex tidak berdampak signifikan terhadap pencapaian atau realisasi investasi di Sukoharjo.
Kinerja investasi menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2024. “Iklim investasi tetap kondusif. Kami mempermudah dan mempercepat berbagai jenis perizinan,” ujar pria yang akrab dengan sapaan Ipung itu, pada Kamis, 24 April 2025.
Penutupan Sritex tidak berdampak pada iklim investasi
Dia juga menginformasikan bahwa capaian investasi sepanjang tahun 2024 melampaui target, dengan realisasi investasi mencapai Rp943,14 miliar.
“Semoga capaian investasi untuk Sukoharjo tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu,” tambah Ipung.
Dia melanjutkan bahwa sepanjang tahun 2024, DPMPTSP telah menerbitkan 8.844 nomor induk berusaha (NIB).
Melalui sistem Online Single Submission (OSS) dengan berbagai jenis risiko.
Data tersebut menunjukkan komitmen Pemkab dalam memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi para pelaku usaha.
Menurut Ipung, ada empat perusahaan yang berencana untuk berinvestasi di Sukoharjo, salah satunya adalah PT Ungaran Sari Garment.
Ini telah melakukan pembebasan lahan milik masyarakat seluas 38 hektare (ha) di Desa Plesan, Kecamatan Nguter sejak beberapa tahun lalu.
Pembangunan pabrik yang rencananya pada tahun 2020 terhambat akibat pandemi Covid-19.
Jika empat perusahaan ini beroperasi di Sukoharjo, mereka akan memerlukan ribuan tenaga kerja lokal,” jelas Ipung.
Pemkab Sukoharjo telah menyiapkan lahan kosong di Nguter untuk kita tawarkan kepada calon investor yang ingin berinvestasi.
Lahan di Nguter cukup luas untuk pembangunan pabrik dan kita lengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung investasi seperti pasokan air bersih, listrik, dan sumber daya manusia lokal.
Akses infrastruktur yang baik akan menjadi pertimbangan utama bagi calon investor untuk berinvestasi di Kabupaten Jamu.
Selain itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sukoharjo, M. Yunus Ariyanto, berharap agar dunia usaha di Sukoharjo
semakin berkembang dengan adanya iklim investasi yang mendukung.
Pemkab Sukoharjo telah menerapkan sistem perizinan yang mudah, cepat, dan memberikan kepastian.
Menurutnya, Pemkab perlu lebih aktif dalam menawarkan lahan kosong kepada calon investor di kawasan industri seperti Nguter
dan Bendosari untuk mengatasi ketimpangan antarwilayah dalam pembangunan, sosial, dan ekonomi.
“Proses perizinan yang sederhana dan cepat akan menjadi daya tarik utama bagi calon investor,
yang akan melihat Sukoharjo sebagai lokasi strategis karena dekat dengan Kota Solo,” tambahnya.






