JAKARTA,diswaysolo.id – Dalam pidatonya di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, Presiden Prabowo Subianto melontarkan kritik tajam terhadap sistem kapitalisme neoliberal.
Menurut Prabowo, sistem itu menjunjung tinggi doktrin pasar bebas yang justru merusak tatanan sosial dan gagal menciptakan keadilan ekonomi.
Dalam forum internasional yang mempertemukan tokoh-tokoh dunia itu, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan terjebak dalam ekstremisme ekonomi, baik kapitalisme murni maupun sosialisme total.
Ia mengajak dunia untuk kembali menempatkan rakyat sebagai pusat pembangunan.
Menolak Kapitalisme dan Sosialisme Murni
Menurut Prabowo, ekonomi neoliberal tidak sesuai dengan karakter bangsa dan bertentangan dengan spirit Pancasila, khususnya Pasal 33 dan 34 UUD 1945 yang menekankan prinsip kekeluargaan dan pengendalian negara atas sumber daya vital.
Di sisi lain, ia menilai sosialisme murni juga tidak cocok, karena bisa melemahkan kreativitas dan mematikan inisiatif. Ia menganalogikan bahwa dalam sistem seperti itu, “orang jadi tidak mau bekerja”.
Menawarkan Filosofi Ekonomi Jalan Tengah
Sebagai jawabannya, Prabowo memilih filosofi “jalan tengah” yang ia sebut ekonomi Pancasila. Ia menegaskan, “negara yang berhasil menghilangkan kemiskinan adalah negara yang memakai ekonomi gabungan, yang terbaik dari kapitalisme dan sosialisme”.
Prabowo menegaskan bahwa sistem ini memelihara inovasi dan inisiatif swasta, namun pemerintah tetap intervensi aktif untuk menangani kemiskinan, kelaparan, dan melindungi kelompok rentan. Prinsipnya sederhana: “the greatest good for the greatest many.”
Implementasi: Kebijakan dan Prioritas Pemerintahan
Ia menjelaskan bahwa pemerintahannya telah menggenjot swasembada pangan, energi, dan pendidikan. Selain itu, Prabowo juga menyebut pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara yang mengelola aset hingga US$1 triliun dan modal investasi US$18 miliar.
Menurutnya, intervensi terarah seperti ini mampu memastikan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dinikmati segelintir orang dan mampu mempersempit kesenjangan.
Bersikap Non-Blok dan Memperluas Kerjasama
Dalam forum SPIEF, Prabowo menegaskan langkah Indonesia yang non-blok namun aktif dalam kerjasama global.
Ia menyambut baik dukungan BRICS dan mengundang pengusaha Rusia untuk berinvestasi di Indonesia, sebagai tanda kepercayaan terhadap strategi ekonomi jalan tengah ini.
Menuju Ekonomi Berkeadilan
Prabowo kembali menekankan bahwa pemerataan kekayaan harus menjadi tujuan utama pembangunan. Ia memperingatkan, jika kekayaan hanya di tangan segelintir orang, maka negara itu gagal .
Visi ekonomi Indonesia menurutnya harus mencerminkan identitas bangsa: inovatif namun peduli, produktif namun berkeadilan—itulah esensi ekonomi Pancasila






