TEGAL, diwaysolo.id – Students wellbeing atau kesejahteraan siswa adalah kondisi holistik yang mencakup kesehatan fisik, mental, emosional, sosial, dan spiritual siswa, yang memungkinkan mereka untuk belajar, tumbuh, dan berkembang secara optimal. Membangun Students Well-being di Era Modern.
Wellbeing students berfokus pada bagaimana siswa merasa, berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana mereka mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
Menurut OECD (2017), student wellbeing merujuk pada “the psychological, cognitive, social and physical functioning and capabilities that students need to live a happy and fulfilling life.”
Artinya, kesejahteraan siswa bukan hanya soal ketiadaan masalah, tetapi juga keberadaan kondisi positif yang mendukung tumbuh kembang siswa.
Membangun Students Well-being di Era Modern
Komponen Utama Student Wellbeing Menurut Anderson & Graham (2016) dan Pollard & Lee (2003), beberapa aspek utama yang membentuk wellbeing siswa meliputi:
- Kesehatan Fisik: Kondisi tubuh yang sehat dan gaya hidup aktif.
- Kesehatan Mental dan Emosional: Kemampuan mengelola stres, kecemasan, dan emosi secara sehat.
- Relasi Sosial yang Positif: Hubungan yang baik dengan teman sebaya, guru, dan keluarga
- Kesejahteraan Akademik: Rasa percaya diri dalam belajar dan keterlibatan dalam kegiatan akademik.
- Lingkungan yang Mendukung: Perasaan aman, diterima, dan dihargai di lingkungan sekolah.
Mengapa Student Wellbeing Penting?
Hasil beberapa penelitian menyebutkan bahwa Students Wellbeing yang tinggi berkorelasi positif dengan prestasi akademik yang lebih baik (Durlak et al., 2011).
Selain itu adanya students wellbeing dapat Meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam proses pendidikan, Mengurangi risiko gangguan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan, Meningkatkan kemampuan sosial dan emosional, seperti empati, resiliensi, dan kemampuan beradaptasi.
Bagaimana Membangun Students Well-being ?
Ada beberapa Cara Membangun Students Well-being, diantaranya adalah pertama dengan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan positif, sekolah harus menjadi tempat yang bebas dari kekerasan, bullying, diskriminasi, dan tekanan berlebihan.
Guru dan staf sekolah perlu menunjukkan sikap ramah, empatik, dan terbuka terhadap perbedaan. Anderson & Graham (2016) menyatakan bahwa rasa aman dan dihargai di sekolah merupakan landasan utama dalam membangun kesejahteraan siswa.
Kedua, Memberikan Dukungan Psikososial dan Konseling. Sekolah perlu menyediakan layanan konselor yang mudah diakses siswa.
Guru dapat dilatih untuk mengenali tanda-tanda stres, kecemasan, atau tekanan psikologis pada siswa. World Health Organization (WHO, 2012)merekomendasikan adanya layanan kesehatan mental di sekolah sebagai upaya preventif.






