Menelusuri Mangkunagoro IV, Pemimpin yang Mengubah Praja Mangkunegaran Solo Jadi Pusat Kekayaan dan Kemakmuran

Mangkunegara IV dikenal sebagai bapak pembangunan
Mangkunegara IV dikenal sebagai bapak pembangunan

diswaysolo.id – Setiap pemimpin atau adipati Praja Mangkunegaran Solo memiliki kontribusi dan peran penting dalam memajukan kadipaten tersebut, termasuk KGPAA Mangkunagoro atau MN IV yang berhasil menjadikan Mangkunegaran makmur pada pertengahan abad ke-19.

Dikabarkan, kekayaan Mangkunegaran di bawah kepemimpinan MN IV diperkirakan akan bertahan hingga tujuh generasi. Kekayaan ini diperoleh berkat kecerdikan MN IV dalam memanfaatkan peluang bisnis yang ada pada masa itu.

Sejarawan Solo, Dani Saptoni, menyatakan bahwa berdasarkan informasi yang ia peroleh, MN IV memang dikenal sangat kaya. Sumber utama kekayaan MN IV berasal dari industri gula. “Benar, beliau sangat kaya.

Bahkan pada masa kepemimpinan MN IV, Pura Mangkunegaran mengalami masa kejayaan berkat bisnis gula,” ujarnya, Selasa, 11 Februari 2025.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai sejarah Mangkunagoro IV, seorang pemimpin yang telah menjadikan Praja Mangkunegaran Solo sebagai pusat kekayaan dan kemakmuran. Melansir dari Solops.com. Mari kita simak dan baca hingga tuntas!

Pernah memesan gamelan dari Eropa

Dani menjelaskan bahwa kekayaan Mangkunagoro IV begitu melimpah hingga membuatnya bingung dalam mengelolanya. “Diceritakan bahwa MN IV sangat kaya sampai bingung bagaimana cara menggunakan hartanya.

Namun, saya tidak begitu paham tentang bisnis properti. Usaha utamanya adalah di bidang gula,” ujarnya.

Dani juga menyebutkan bahwa MN IV pernah membeli gamelan kristal dari Eropa. “Karena kekayaannya yang melimpah, dia pernah memesan gamelan dari Eropa, yaitu gamelan kristal.

Gamelan ini terakhir dimainkan pada tahun 1930-an dan kembali ditabuh pada era MN X saat jumeneng pertama [tahun 2022],” jelasnya.

Mengenai bisnis gula yang membuat MN IV dan Praja Mangkunegaran kaya, hal ini juga pernah dibahas dalam kanal YouTube Espos Indonesia pada Mei 2023 dengan judul Konsep Bisnis Pribumi Bikin Kolonial Kaget: Wilayah Tandus Disulap Jadi Pabrik Terbesar Asia.

Baca Juga:  Pria Paruh Baya di Banjarsari ditangkap Polisi Diduga Melecehkan Anak Berusia 9 Tahun

Dikatakan bahwa selama masa pemerintahan Mangkunagoro IV di Praja Mangkunegaran (1853-1881), gula menjadi komoditas ekspor yang sangat menguntungkan.

Peluang ini dimanfaatkan oleh MN IV, yang bernama asli Raden Mas Sudira, dengan mengembangkan perkebunan tebu dan mendirikan pabrik gula.

Dua pabrik gula yang didirikan oleh MN IV adalah Pabrik Gula Colomadu dan Pabrik Gula Tasikmadu, yang keduanya terletak di Kabupaten Karanganyar.

Sementara itu, lokasi perkebunan tebu untuk memasok bahan baku pabrik gula tersebut berada di Wonogiri dan Karanganyar.

Pabrik Gula Terbesar di Asia

Produk gula dari dua pabrik tersebut dipasarkan hingga ke Belanda dan Singapura serta ke luar Jawa. PG Colomadu didirikan pada tahun 1861 dengan menggunakan dana pribadi MN IV untuk mendatangkan peralatan modern langsung dari Eropa.

Pada tahun 1863, pabrik ini berhasil melakukan panen tebu perdana dengan hasil mencapai 6.000 pikul atau setara dengan 400 ton dari lahan seluas 135 bau atau 94,5 hektare. Angka tersebut setara dengan produksi gula per pikul di Pulau Jawa, menjadikan pabrik gula Colomadu sebagai yang terbesar di Asia.

Selain itu, berdasarkan penelusuran salinan Inventaris Mangkunagoro IV (1853-1881) yang disimpan di Reksa Pustaka Pura Mangkunegaran Solo, Pangeran Adipati Aryo Prabu Prangwadana ditetapkan sebagai KGPAA Mangkunagoro IV pada 16 Agustus 1857.

Dalam arsip yang diterbitkan pada tahun 2002 tersebut, dijelaskan bahwa masa pemerintahan MN IV mengalami banyak kemajuan di bidang pemerintahan, ekonomi, dan kebudayaan. Salah satu pencapaiannya adalah pendirian beberapa pabrik gula di wilayah kekuasaannya.

“Melihat kesuksesan Belanda yang meraih banyak keuntungan di sektor perkebunan, beliau mencontoh langkah tersebut untuk memperkaya Mangkunegaran.

Berbagai jenis budi daya perkebunan seperti nila, ulat sutera, teh, hingga kina dilakukan. Namun, hasil yang paling memuaskan adalah gula dan kopi,” tulis arsip tersebut.

Baca Juga:  Simak Rekomendasi Tempat Sarapan di Solo, Bikin Lidah Bahagia!

Hasil dari keuntungan perkebunan tersebut digunakan untuk mendirikan Pabrik Gula Colomadu pada tanggal 8 Desember 1861.

Melihat potensi bisnis yang berkembang, Mangkunagoro IV kemudian memperluas usahanya dengan membangun pabrik gula yang lebih besar dan modern, yang dikenal sebagai Pabrik Gula Tasikmadu, pada 11 Juni 1871.

Lebih lanjut, arsip mencatat bahwa keuntungan yang melimpah dari usaha ini dimanfaatkan untuk memperluas Pendapa Ageng dengan tambahan hiasan lampu kristal pada tahun 1862, serta membangun Bangsal Tosan yang seluruh materialnya diimpor dari Jerman pada tahun 1875.

Selain itu, juga dilakukan pembangunan taman yang dihiasi dengan patung-patung yang dipesan dari Eropa, serta pendirian Gedung Puwasana, Dirgasana, hingga Kavaleri. Dengan banyaknya proyek pembangunan yang dilaksanakan, masa pemerintahan Mangkunagoro IV dikenal sebagai Zaman Pembangunan.

Demikianlah ulasan mengenai sejarah Mangkunagoro IV, seorang pemimpin yang telah mengubah Praja Mangkunegaran Solo menjadi pusat kekayaan dan kemakmuran. Semoga informasi ini bermanfaat.