Wisata Bangunan Ikonik Terwujud dalam Arsitektur Modern, Pernah Dipakai Para Tokoh Penting

Inilah wisata bangunan ikonik dalam arsitektur modern.
Inilah wisata bangunan ikonik dalam arsitektur modern.

SURAKARTA, diswaysolo.id – Wisata bangunan ikonik lawas Bank Indonesia Solo yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No.15, Pasar Kliwon, Surakarta, memiliki arsitektur modern yang indah.

wisata bangunan ikonik ini yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman No.15, Pasar Kliwon, Surakarta, menyimpan sejarah panjang yang mencerminkan perjalanan ekonomi dan revolusi kemerdekaan Indonesia.

Wisata bangunan ikonik di solo ini adalah salah satu contoh arsitektur kolonial yang menawan dan menjadi landmark penting di kota ini.

Kota Solo selain dikenal dengan keberagaman budayanya, terdapat juga gedung bersejarah yang memukau, salah satunya adalah wisata bangunan ikonik yang menjadi masterpiece arsitektur yang mengagumkan.

Berikut informasi bangunan sejarah Solo Ini:

1.Jejak Sejarah

Gedung ini memiliki sejarah yang panjang terletak di jalur protokol yang dulu dikenal sebagai Residental pada masa kolonial, jalan yang menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah dari Benteng Vastenburg hingga Gedung Bank Indonesia, serta balaikota yang dahulu merupakan pusat pemerintahan kolonial.

2.Keunikan Bangunan

Gedung yang memancarkan keaslian arsitektur kolonial yang masih terjaga hingga kini pada masa itu, Presiden DJB, C.F.W. Wiggers Van Kerchem berinisiatif membangun cabang keenam DJB di Solo untuk mengakomodasi dinamika perdagangan lintas etnis yang begitu hidup.

Menjadi peninggalan bersejarah yang tetap orisinal, Gedung Bank Indonesia mengusung gaya arsitektur yang mirip dengan lima gedung DJB lainnya.

3.Lokasi

Bangunan lama Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo memiliki arsitektur bergaya Eropa, bangunan ini terletak di sisi utara bangunan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo, di Jalan Jenderal Sudirman No. 15, Kampung Baru, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Dulunya bangunan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo merupakan kantor De Javasche Bank (DJB) Agentschap Soerakarta saat zaman kolonial Belanda tahun 1910 untuk mencetak dan mengedarkan uang.

Baca Juga:  Inilah Daftar Pilihan Pondok Pesantren di Solo, Ada yang Berdiri sejak 1992

4.Saksi Kemerdekaan

Pada era kemerdekaan Indonesia, Perdana Menteri Sutan Sjahrir bersama jajaran kabinetnya pernah membahas revolusi di gedung tersebut bersama Sri Susuhunan Pakubuwono XII dan Sri Mangkoenegoro VIII.

Dengan fungsi dan sejarahnya, akhirnya gedung DJB dinasionalisasi pada tahun 1951 dan resmi menjadi Bank Indonesia tahun 1953, bangunan tersebut masih berdiri kokoh hingga saat ini.

5.Monumen Bersejarah

Kini wisata bangunan ikonik Bank Indonesia lama telah menjadi monumen atau landmark bersejarah di Kota Solo, bahkan para wisatawan banyak yang mengunjungi kawasan bangunan tersebut untuk berswafoto.

Para tokoh penting Indonesia pun memanfaatkan Gedung Bank Indonesia yang ada di Solo untuk membahas rencana-rencana strategis revolusi kemerdekaan.

6.Peran Penting

Bangunan ini memiliki peran strategis sebagai tempat mencetak dan mengedarkan uang oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mendukung perekonomian.

Meskipun bank sentral sudah ada di Solo sejak 1867, Gedung Agentschap Soerakarta ini menjadi unik karena berada di wilayah non-pesisir, sebuah kebijakan yang berbeda dari kebanyakan kantor cabang DJB pada masa itu.

7.Tempat Pertemuan

Wisata bangunan ikonik ini pada era kemerdekaan Indonesia, Gedung Bank Indonesia di Solo menjadi tempat pertemuan penting antara Perdana Menteri Sutan Sjahrir, kabinetnya, Sri Susuhunan Pakubuwono XII, dan Sri Mangkoenegoro VIII untuk membahas rencana strategis revolusi kemerdekaan.