KLATEN, diswaysolo.id – Masjid Tiban yang saat ini dikenal sebagai Masjid Agung Puluhan, berlokasi di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Meskipun memiliki penampilan yang mirip dengan masjid-masjid lainnya, masjid ini merupakan salah satu yang tertua di Kabupaten Klaten, menyimpan sejarah dan artefak kuno dari abad ke-14 Masehi.
Saat memasuki masjid, pengunjung akan disambut oleh lampu gantung bergaya klasik yang menghiasi serambi, jam kayu besar yang sudah tua,
serta bedug dan kentongan yang merupakan peninggalan dari masa lalu. Empat tiang utama yang telah berusia ratusan tahun masih berdiri kokoh, terbuat dari kayu jati Jawa yang tua, sementara lantai masjid dilapisi karpet berwarna hijau.
Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi Masjid Tiban yang merupakan peninggalan Sunan Kalijaga di Klaten. Mari kita simak dan baca hingga tuntas!
Masjid ditemukan di tengah hutan lebat
Ketua Takmir Masjid Agung Puluhan, Hardiman, menjelaskan bahwa masjid ini merupakan warisan dari abad ke-14 Masehi, tepatnya sekitar tahun 1404 Masehi.
Berdasarkan cerita yang diwariskan, masjid ini ditemukan di tengah hutan lebat, sudah berdiri dan dikelilingi oleh alang-alang, sehingga masyarakat menyebutnya Masjid Tiban, yang berarti ‘tiba-tiba ada’.
Ditemukan juga seorang pria tua yang menjaga masjid tersebut, yang menceritakan bahwa masjid ini didirikan oleh Sunan Kalijaga, meskipun pembangunannya belum sepenuhnya selesai.
Di dalam masjid, terdapat berbagai benda kuno yang diyakini sebagai peninggalan Sunan Kalijaga, termasuk mimbar khotbah dari kayu jati dengan ukiran khas Kerajaan Demak yang belum selesai, amben yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk mengaji dan tirakat, tombak trisula, serta padasan air suci.
Masjid ini telah mengalami lima kali renovasi, dimulai dari masa Keraton Kasunanan Surakarta di bawah Sunan Pakubuwono IV, penjajahan Belanda, era pergerakan Indonesia, Gerakan 30 September PKI 1965, hingga renovasi besar pada tahun 70-an.
Cagar budaya
Saat ini, masjid hanya menjalani renovasi kecil seperti perbaikan halaman dan perawatan lainnya. Masjid Agung Puluhan, yang memiliki kapasitas sekitar 500 jamaah, telah diakui sebagai situs cagar budaya.
Nama masjid ini ditentukan oleh masyarakat setempat, mengikuti tradisi penamaan Masjid Agung yang terdapat di Demak dan Solo, sebagai bentuk penghormatan kepada Sunan Kalijaga.
Masjid ini selalu ramai dikunjungi oleh warga yang ingin melaksanakan salat berjamaah, terutama pada bulan Ramadan, dan menjadi tempat untuk membaca Al-Quran atau beristirahat setelah melaksanakan salat.
Demikianlah penelusuran mengenai Masjid Tiban yang merupakan peninggalan Sunan Kalijaga di Klaten. Semoga informasi ini bermanfaat.






