Eksplorasi Museum Cluster Dayu Karanganyar, Panduan Lengkap untuk Pengunjung

Museum Cluster Dayu Karanganyar jadi panduan lengkap untuk pengunjung.
Museum Cluster Dayu Karanganyar jadi panduan lengkap untuk pengunjung.

 

KARANGANYAR, diswaysolo.id- Salah satu keunikan yang ada di Kota Karanganyar yaitu museum klaster Dayu yang sangat menarik untuk dikunjungi, museum ini memiliki daya tarik tinggi sehingga membuat orang-orang tertarik untuk mengunjungi daerah Karanganyar.

Museum klaster Dayu adalah destinasi wisata edukasi yang menarik untuk dikunjungi bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah kehidupan manusia purba di Indonesia.

Museum klaster Dayu merupakan satu-satunya museum Sangiran yang berada di wilayah Karanganyar berada di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Menginjakkan kaki di Karisidenan Surakarta belum lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke museum kluster dayu, terletak di Desa Krikilan, Sragen, wisatawan bisa berkendara sekitar 40 menit dari pusat kota Solo untuk menuju ke sana.

Berikut informasi lengkap wisata edukasi:

1.Sejarah

Museum Sangiran merupakan salah satu tempat penyimpanan fosil manusia purba terlengkap di Asia, koleksinya mencakup 65% fosil hominid di Indonesia dan 50% di dunia.

Karena itu Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko.

2.Pendirian

Berdiri sejak 1977 museum ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan fosil tetapi juga sebagai laboratorium alam yang menggambarkan kondisi geologis dan perubahan lingkungan selama masa purba.

Struktur geologi unik di situs ini, termasuk lapisan stratigrafi dan kubah geologis, memberikan bukti penting tentang evolusi fisik manusia purba.

3.Penemuan Pertama

Sejarah penemuan situs ini bermula dari penelitian GHR Von Koenigswald, paleoantropolog Jerman di era 1930-an, yang menemukan fosil Homo Erectus dan berbagai fosil lain di area ini.

Koenigswald juga melibatkan masyarakat lokal dalam proses penemuan dan identifikasi fosil, koleksi fosil disimpan di rumah kepala desa setempat hingga ide pembangunan museum muncul untuk mengakomodasi jumlah penemuan yang terus bertambah dan minat pengunjung yang tinggi.

Baca Juga:  5 Kuliner Karanganyar Dekat Wisata Candi Cetho, Cek Disini!

4.Desain Bangunan

Museum ini dirancang dengan arsitektur joglo yang menampung berbagai fasilitas seperti ruang pameran, laboratorium, aula, perpustakaan, ruang audio visual, musala, gudang penyimpanan, toilet, area parkir, dan toko suvenir, mendukung fungsinya sebagai pusat pendidikan dan penelitian sejarah alam.

5.Koleksi Museum

Museum cluster dayu ini menampung total 13.806 artefak purbakala, dengan 2.931 di antaranya dipamerkan dan 10.875 disimpan, koleksi tersebut mencakup fosil manusia, termasuk Homo sapiens, serta fosil binatang bertulang belakang, binatang laut dan air tawar, batuan, dan artefak batu seperti serpih, bilah, serut, gurdi, kapak persegi, bola batu, dan kapak.

6.Lima Kluster

Seiring waktu, jumlah koleksi terus bertambah, baik dari hasil penelitian tim maupun penemuan oleh masyarakat dan respons terhadap penambahan koleksi ini adalah pembuatan klaster baru di beberapa area.

Sampai saat ini terdapat lima klaster yang dibuka untuk publik, yaitu Klaster Krikilan, Bukuran, Manyarejo, Dayu, dan Ngebung, semuanya berlokasi di kawasan Museum Purbakala Sangiran.

7.Lokasi

Museum kluster dayu ini terletak di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Dari Kota Solo jaraknya sekitar 19 kilometer atau waktu tempuh sekitar 40 menit.

Dibandingkan dengan perjalanan dari pusat Kota Sragen yang membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menempuh jarak 32 kilometer, perjalanan dari Kota Solo menjadi pilihan yang lebih dekat.