Klaten  

Tiga Fakta Menarik Tentang Kabupaten Klaten, Berada di Antara Solo dan Yogyakarta

Fakta menarik tentang kabupaten Klaten Jawa Tengah
Fakta menarik tentang kabupaten Klaten Jawa Tengah

KLATEN, diswaysolo.id – Kabupaten Klaten merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah. Ibu kota dari Kabupaten Klaten adalah Klaten atau Kota Klaten. Daerah ini terletak di jalur utama yang menghubungkan Solo dan Yogyakarta.

Kabupaten Klaten terdiri dari 26 kecamatan dan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, Kabupaten Gunung Kidul di selatan, serta Kabupaten Sleman di barat.

Artikel ini akan membahas beberapa fakta mengenai Klaten yang terletak di antara Solo dan Yogyakarta. Mari kita simak bersama dan baca hingga tuntas!

Berikut adalah beberapa informasi mengenai Kabupaten Klaten:

1. Produk Unggulan Klaten

Kabupaten Klaten memiliki tujuh produk unggulan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten, yaitu batik, lurik, konveksi, tembakau asepan dan rajangan, mebel, keramik, serta logam.

Penetapan produk unggulan ini berdasarkan Keputusan Bupati Klaten nomor 050/84 Tahun 2016. Produk-produk unggulan ini merupakan bagian dari upaya untuk menjadikan Kabupaten Klaten lebih maju, mandiri, dan kompetitif.

Produk-produk tersebut tersebar di berbagai kecamatan, antara lain: batik dapat ditemukan di Kecamatan Bayat, Kalikotes, dan Kemalang. Lurik terdapat di Kecamatan Cawas, Bayat, Trucuk, Pedan, dan Karangdowo.

Konveksi berada di Kecamatan Wedi, Pedon, Ngawen, Ceper, dan Klaten Selatan. Tembakau asepan dan rajangan dapat ditemukan di Kecamatan Trucuk, Wedi, Gantiwarno, Kebonarum, Jagonalan, Ngawen, Ceper, Pedan, Karanganom, dan Jatinom.

Mebel berada di Kecamatan Trucuk, Cawas, dan Juwiring. Keramik dapat ditemukan di Kecamatan Wedi dan Bayat, sedangkan logam berada di Kecamatan Ceper.

2. Sejarah Klaten

Versi pertama menyatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati, yang berarti buah bibir. Seiring waktu, kata kelati mengalami perubahan fonem menjadi Klaten. Buah bibir di sini merujuk pada kesuburan daerah Klaten yang menjadi perbincangan masyarakat.

Baca Juga:  Wisata Kuliner Khas Klaten Menggugah Selera, Mampu Menggoyang Lidah Pengunjung

Versi kedua mengaitkan nama Klaten dengan kata melati, yang lebih sering diucapkan sebagai mlati, dan kemudian berubah menjadi klati. Karena pengucapan klati yang sulit, masyarakat lebih memilih menyebutnya Klaten.

Dalam buku berjudul Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan oleh Bagian Ortakala Setda Kabupaten Dati II Klaten pada tahun 1992/1993, kata Melati merujuk pada sosok Kyai Melati Sekolekan.

Sekitar tahun 560-an, Kyai Melati tiba di suatu daerah yang masih berupa hutan belantara dan menetap di sana. Seiring waktu, hutan tersebut dibuka untuk pemukiman, yang kemudian dikenal sebagai Klaten. Tempat tinggal Kyai Melati dinamakan Sekolekan, diambil dari nama panjangnya, yang kemudian berkembang menjadi Sekalekan.

Di dusun Sekalekan, Kyai Melati dimakamkan. Kisah Kyai Melati terus diceritakan dari generasi ke generasi, di mana ia dikenal sebagai sosok yang berbudi luhur dan sakti. Masyarakat percaya bahwa berkat kesaktiannya, Klaten di masa lalu terhindar dari ancaman perampokan.

Hingga kini, asal-usul Klaten masih menjadi misteri. Peringatan hari jadi Klaten diambil dari pembentukan pemerintah Kabupaten Klaten yang terjadi pada tahun 1950.

Pendirian benteng atau loji Klaten pada masa pemerintahan Sunan Paku Buwana IV memiliki makna penting dalam sejarah Klaten,

terutama dalam penetapan Hari Jadi Kabupaten Klaten yang diperingati hingga saat ini. Peletakan batu pertama untuk pembangunan benteng dimulai pada hari Sabtu

Kliwon, 12 Robbiulakir, Alit 1731 atau Rupa Mantri Swaraning Jalak, yang juga dikenal sebagai 28 Juli 1804, merupakan tanggal penting dalam sejarah. Informasi mengenai hal ini dapat ditemukan dalam Babad Bedhaning Ngayogyakarata dan Geger Sapehi.

Berdasarkan catatan tersebut, pemerintah Kabupaten Klaten menetapkan tanggal 28 Juli sebagai Hari Jadi Kabupaten Klaten melalui Peraturan Daerah nomor 12 Tahun 2007, yang diperingati setiap tahun.

Baca Juga:  3 Makanan Khas Klaten yang Tradisional Banget

3. Banyak Situs Bersejarah di Kabupaten Klaten

Kabupaten Klaten memiliki banyak situs bersejarah yang merupakan peninggalan dari masa Kerajaan Hindu-Buddha. Beberapa situs telah didata, sementara yang lainnya masih dalam proses pendataan.

Di antaranya adalah situs candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang terletak di Desa Tibayan, Jatinom, Klaten. Situs ini berada di lahan milik warga dan kondisinya tidak terawat, dengan batu-batu yang berserakan.

Situs Pringgoloyo, yang sering disebut Pringgolayan, adalah salah satu situs yang ada di Klaten. Pringgolayan merujuk pada sebuah tempat yang merupakan dukuh atau kampung, dan nama tersebut diambil dari penemuan batu berbentuk setengah lingkaran yang dianggap keramat oleh penduduk setempat. Situs ini termasuk dalam kategori megalitik.

Demikian pembahasan beberapa fakta mengenai Klaten yang terletak di antara Solo dan Yogyakarta. Semoga bermanfaat.