SLAWI, diswaysolo.id – Dewan Kesenian Kabupaten Tegal (DKKT) kembali mengadakan kegiatan yang mengumpulkan para seniman Tegal. Kali ini, kegiatan Nyong Festival 3 diadakan di Taman Rakyat Slawi (Trasa), Sabtu, 26 Oktober 2024 bertema Simbar Lintang.
Meriah. Sabtu malam di Trasa Tegal seakan bertabur bintang para seniman asal Tegal. Beberapa seniman asal tegal tampil dalam kegiatan Nyong Festival 3. Mulai dari seni tradisional sampai karya dari seniman berbakat.
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Tegal Imam Joend menyatakan bahwa festival ini bertujuan memperkenalkan karya seniman asli Tegal kepada generasi muda. Selain kenalkan kesenian tari tradisional, Nyong Festival 3 pada 2024 ini menampilkan karya seniman berbakat asal Tegal.
Antara lain, Ipulogi yang pernah tampil dalam Indonesia Go Talent dan karya legendaris Ki Dalang Slamet Gundono serta lagu Ahmad Albar Godbless berjudul “Menanti Kejujuran” karya dari Ian Antono dan Fajar Budiman pria kelahiran Balapulang Tegal.
”Nyong Festival 3 merupakan acara seni dan budaya yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mengapresiasi karya seniman local,” katanya.
Simbar Lintang
Imam Joen menjelaskan, “Simbar Lintang” adalah tema yang diangkat dalam Nyong Festival 3, yang bermakna “Bertabur Bintang.” Tema ini menekankan pengenalan dan penghargaan terhadap karya seniman asli Kabupaten Tegal.
Festival ini tidak hanya menampilkan seni tari tradisional, tapi mencakup pertunjukan dari seniman muda berbakat asli Tegal dan karya legendaris mencerminkan kekayaan budaya Tegal.
”Kami fokus pada pelestarian dan inovasi. Acara ini bertujuan menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai seni dan budaya daerah mereka,” ungkapnya.
Selain Ipuologi, dalam nyong festival tersebut juga menampilkan berbagai pertunjukan, di antaranya tari tradisional, teater, dan musik sekaligus melibatkan seniman muda berbakat. Beberapa seniman muda lainnya yakni Jesy Dwi Oktaviani, Khalawatun Najwa, RST (Rumah Seni Tegal) kemudian juga tampilkan kesenian tradisional Jaran Ebeg, Kuntulan Sapu Jagad dan penyanyi lokal Tegal.
Imam Joend menekankan pentingnya pelestarian seni dan budaya dalam kemasan baru. Nyong Festival 3 ini bukan hanya sekadar menampilkan karya seni tetapi juga lebih mengedukasi dan menanamkan kecintaan generasi muda terhadap seni dan budaya tradisional asal Tegal.
Terkait dengan Lokasi kegiatan di Trasa, Imam Joend berharap Trasa ibi dapat menjadi wadah para penggiat seni berkarya, layaknya Taman Ismail Marzuki di Jakarta. Tempat yang menjadi salah satu lokasi untuk gendu rasa seniman dan pelaku seni pada umumnya.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Dwi Ariadi disela kegiatan Nyong Festival 3 menambahkan, pertunjukan ini memperkenalkan seniman-seniman berprestasi kepada publik secara luas.
”Kami dari FK Metra dan mewakili DKKT (Dewan Kesenian Kabupaten Tegal) bahwa Nyong Festival 3 tidak sekadar untuk menampilkan berbagai kesenian tradisional tetapi juga ajang prestasi dari penampilan seniman lokal,” ucapnya.






