Fakta Menarik Kota Surakarta yang Dikenal sebagai Solo, Inilah Arti dan Semboyannya

Fakta menarik tentang Surakarta salah satunya Lokanata studio rekaman pertama
Fakta menarik tentang Surakarta salah satunya Lokanata studio rekaman pertama

DISWAYSOLO.ID – Kota Surakarta yang lebih  dikenal sebagai Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 44,04 kilometer persegi. Kota ini memiliki jumlah penduduk yang menempati urutan ketiga terbesar di wilayah Jawa bagian selatan, setelah Bandung dan Malang.

Asal usul nama Surakarta berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu Sura yang berarti ‘Keberanian’ dan Karta yang berarti ‘Makmur’.Nama ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang berani berjuang demi kebaikan dan kemakmuran bangsa.

Kota Surakarta memiliki semboyan yang mencerminkan upaya menjaga keindahan kota, yaitu ‘Berseri’, yang melambangkan kebersihan, kesehatan, kerapian, dan keindahan. Selain itu, Surakarta juga mengusung slogan pariwisata ‘The Spirit of Java’ untuk memperkuat citra kota sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Dalam artikel ini akan kami bahas tentang fakta menarik tentang kota Surakarta yang dikenal sebagai kota Solo. Mari kita simak dan baca sampai akhir ya!

Berikut ini enam fakta menarik yang telah kami kumpulkan dari berbagai sumber:

1. Dua Nama Kota

Kota Surakarta dikenal dengan dua nama, yaitu Surakarta dan Solo. Sejarah Solo dimulai ketika Keraton Kartosuro hancur akibat serangan pemberontak Kerajaan Mataram.

Raja Pakubuwana II mencari lokasi baru untuk pusat pemerintahan dan memilih Sala, yang kemudian diubah namanya menjadi Surakarta Hadiningrat.

Saat ini, nama Surakarta lebih sering digunakan dalam konteks formal, sedangkan Sala atau Solo lebih umum digunakan dalam percakapan sehari-hari yang berkaitan dengan budaya.

2. Kereta Uap Bersejarah

Sepur Kluthuk Jaladara adalah kereta wisata yang ada di Solo, yang dioperasikan dengan lokomotif uap C1218 atau D1410. Kereta ini melayani rute dari Stasiun Purwosari hingga Solo Kota.

Baca Juga:  Jenang Sekawan, Kuliner Tradisional Asal Solo yang Kaya Akan Makna Filosofis

Lokomotif yang dibuat di Jerman pada tahun 1896 ini pernah menjadi kebanggaan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Solo.

3. Studio Rekaman Pertama

Solo merupakan tempat lahirnya industri musik di Indonesia, karena kota ini memiliki studio rekaman pertama, yaitu Lokanata. Lokanata didirikan pada 29 Oktober 1956 dan memiliki dua fungsi utama, yaitu produksi dan duplikasi piringan hitam serta kaset audio.

Salah satu musisi terkenal yang pernah merekam di sini adalah Maliq & D’essentials. Dikenal dengan kualitas rekamannya yang hampir setara dengan studio Abbey Road di Inggris, Lokanata kini jarang digunakan untuk keperluan rekaman.

4. Termasuk Kota dengan Biaya Hidup Terendah

Surakarta, yang lebih dikenal sebagai Solo, telah diakui sebagai salah satu kota di Indonesia dengan biaya hidup terendah. Kota ini menawarkan pengeluaran yang relatif ringan bagi masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti tempat tinggal, makanan, pakaian, pendidikan, dan transportasi.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Surakarta menjadi pilihan utama bagi para perantau dari berbagai daerah untuk melanjutkan pendidikan atau mencari pekerjaan.

Kota ini juga telah menerima beberapa penghargaan sebagai tempat yang nyaman dan layak huni bagi anak-anak, mahasiswa, dan orang tua.

5. Tempat Lahir Pelopor Batik Indonesia

Kota Solo dikenal sebagai surga bagi para penggemar batik, sehingga dijuluki sebagai Kota Batik. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penjual batik yang dapat ditemukan di Solo, mulai dari pasar tradisional, pusat perbelanjaan, hingga lokasi khusus seperti Kampung Batik Laweyan.

Batik yang ditawarkan memiliki beragam variasi harga, motif, dan jenis. Di antara motif yang paling terkenal adalah Parang Kusumo dan Truntum.

Solo juga merupakan tempat lahirnya pelopor batik Indonesia, Go Tik Swan, yang diketahui memiliki hubungan dekat dengan Soekarno, presiden pertama Indonesia.

Baca Juga:  Soto Triwindu Kuliner Khas Melegenda di Solo yang Istimewa

Soekarno meminta Go Tik Swan untuk menciptakan batik khas Indonesia, dan ia pun kembali ke Solo untuk merancang batik yang kemudian dinamakan Parang Bima Kurda.

6. Tradisi Kirab Pusaka Satu Suro

Kota Solo dikenal dengan kekayaan budayanya. Salah satu tradisi yang terkenal dan unik di kota ini adalah Kirab Pusaka Satu Suro.

Tradisi ini biasanya diadakan oleh Keraton Solo dan Puro Mangkunegaran pada malam menjelang tanggal 1 Suro. Tujuan dari pelaksanaan tradisi ini adalah untuk merayakan tahun baru Jawa, Satu Suro.

Dalam upacara tersebut, para abdi dalem yang mengenakan busana Jawi Jangkep akan berkeliling membawa pusaka-pusaka yang diyakini memiliki kekuatan magis. Tradisi ini juga melibatkan kerbau sakral yang dikenal sebagai Kebo Bule saat melintas.