Museum Keraton Solo Belum Buka saat Libur Nataru, Ini Penjelasan Pengelola

Surakarta,diswaysolo.id – Museum Keraton Kasunanan Surakarta yang baru saja direvitalisasi tetap belum dibuka untuk umum selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Banyak wisatawan yang datang ke Solo merasa kecewa karena pintu museum tertutup rapat.

Pihak pengelola mengungkapkan alasan penutupan sementara meski sudah ada renovasi besar-besaran.

Masalah teknis, koordinasi, dan kesiapan fasilitas menjadi faktor utama di balik keputusan ini.

Museum Keraton 

Pada akhir Desember 2025, sejumlah wisatawan yang sengaja berkunjung ke Solo dalam rangka libur Nataru menemukan Museum Keraton Solo dalam keadaan tertutup.

Area museum di sisi timur Keraton Solo itu tidak bisa terakses karena pintu tergembok rapat. Meskipun layanan online seperti Google Maps menunjukkan sejarah buka hingga sore hari.

Hal ini membuat para pengunjung, terutama yang datang jauh-jauh dari luar kota, harus berputar balik atau mengubah rencana wisata mereka.

Menurut wisatawan asal Jakarta yang sempat datang, mereka merasa kecewa karena harapan melihat koleksi Keraton Solo yang telah merevitalisasi justru gagal terpenuhi.

Ibu Liza Jiran Farida mengatakan bahwa rencana mengenalkan sejarah pada keluarganya menjadi kurang optimal karena museum tidak dapat terkunjungi.

Cerita serupa muncul dari pengunjung lain yang juga datang bersama keluarga untuk liburan sekolah. Namun harus puas menikmati lingkungan luar Keraton saja.

Pengelola museum melalui Pengageng Museum dan Pariwisata GKR Devi Lelyana Dewi menjelaskan bahwa masih ada pekerjaan yang belum selesai di dalam museum sehingga belum layak buka sepenuhnya.

Dalam ruang yang telah terrevitalisasi, terdapat sejumlah artefak yang tempatnya masih di lokasi belum semestinya. Dengan demikian, jalur kunjungan belum bisa terlewati pengunjung sesuai rencana.

Devi menerangkan bahwa rute standar wisatawan , dari loket masuk ke pelataran. Kemudian ke ruang foto dan menuju Sumur Songo, saat ini tidak bisa berlanjutkan karena beberapa bagian masih terganggu posisi artefaknya.

Baca Juga:  Banyaknya Diskusi Tentang Usulan Daerah Istimewa Surakarta, Berikut Pendapat Ketua DPRD Solo

Selain itu, terdapat pula komponen otomatis pada pintu yang hingga kini belum tersedia sehingga membuat tata letak keseluruhan belum siap menerima kunjungan umum.

Belum Ada Penyelesaian

Pihak museum masih menunggu koordinasi lebih lanjut dengan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X sebagai instansi yang turut menangani konservasi dan tata ruang di dalam museum.

Meski sudah terjadwalakan untuk berkomunikasi, hingga masa liburan ini belum ada konfirmasi yang memastikan penyelesaian pekerjaan tersebut.

Hal itu pula yang menjadi alasan penundaan pembukaan, bukan semata keinginan menutup museum.

Devi juga menegaskan bahwa penutupan tersebut bukan tanpa dasar. Sebab, mereka mengkhawatirkan keselamatan pengunjung jika ruang-ruang yang belum tertata itu tergunakan sebelum benar-benar siap.

Fakta ini menunjukkan bahwa situasi masih berupa penyelesaian internal yang sedang berjalan, bukan sekadar keputusan administratif belaka.

Selain persoalan artefak, GKR Devi sempat menyentuh soal kerusakan plafon atau cat atap yang terkelupas setelah revitalisasi.

Ia menduga masalah tersebut muncul karena pengerjaan yang tidak sepenuhnya maksimal. Misalnya cat lama tidak bersih sebelum terlapisi dengan cat baru, sehingga akhirnya mudah rontok.

Masalah ini menjadi contoh kecil dari berbagai tantangan teknis yang masih harus tuntas.

Museum tersebut pun sejatinya belum buka sejak wafatnya Paku Buwono XIII. Dengan begitu, pembukaan umum baru akan benar-benar ada setelah semua persyaratan teknis dan keamanan terpenuhi.

Dengan kondisi saat ini, pihak pengelola lebih memilih menunda pembukaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak ingin setelah museum ramai mendapat kunjungan wisatawan.

Penutupan Museum Keraton Solo selama libur Nataru mencerminkan kompleksitas dalam pengelolaan warisan budaya yang tengah ada revitalisasi.

Meski telah renov, masih banyak pekerjaan teknis dan koordinasi lintas pihak yang harus selesai sebelum fasilitas ini benar-benar siap buka bagi umum.

Baca Juga:  Mojosongo Solo Dilanda Hujan Es, Warga Merasa Seperti Dilempari Kerikil

Pengunjung yang datang pada masa liburan ini harus bersabar sampai tata ruang dan fasilitas dapat menjamin pengalaman historis yang aman dan layak.

Semoga dalam waktu dekat museum ini bisa dibuka secara penuh sehingga wisatawan dan masyarakat dapat menikmati koleksi budaya bersejarah yang tersimpan di dalamnya.