Santri Ponpes di Wonogiri Meninggal Dunia Diduga Akibat Perundungan

Wonogiri,diswaysolo.id – Kabar duka datang dari Pondok Pesantren Santri Manjung, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, setelah seorang santri berusia 12 tahun meninggal dunia.

Korban diduga menjadi sasaran perundungan atau bullying oleh sesama santri di lingkungan pesantren.

Pihak kepolisian kemudian mengamankan sembilan anak sebagai terduga pelaku untuk dimintai keterangan.

Insiden ini mengundang keprihatinan luas dari masyarakat dan memicu perhatian serius terhadap keselamatan santri di lingkungan pendidikan agama.

Santri Ponpes 

Santri berinisial MMA (12) ditemukan meninggal dunia setelah menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka yang dialaminya.

Diduga kuat, penyebab luka tersebut berasal dari tindakan perundungan yang dialami di Ponpes Santri Manjung, Wonogiri.

Pihak keluarga serta warga sekitar mengaku prihatin atas kondisi tragis ini, karena MMA dikenal sebagai anak yang pendiam dan rajin belajar.

Pihak kepolisian dari Polres Wonogiri langsung mengambil langkah dengan mengamankan 9 santri yang diduga turut serta dalam perundungan terhadap MMA.

Kesembilan terduga pelaku semuanya masih berstatus di bawah umur sehingga belum dilakukan penahanan.

Mereka kini menjalani pemeriksaan untuk mengetahui peran serta keterlibatan masing-masing.

Selain memanggil terduga pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang berkaitan dengan kasus ini, termasuk pakaian korban, hasil rontgen, foto medis, dan rekam medis lainnya.

Selain santri yang diamankan, aparat juga meminta keterangan dari beberapa pengurus pondok pesantren terkait kejadian tersebut guna melengkapi berkas penyelidikan.

Menurut keterangan dari pihak keluarga yang diperoleh media, tubuh korban ditemukan dengan bekas lebam dan coretan tinta atau cairan putih di kepala, yang menunjukkan tanda penganiayaan bukan penyakit alami.

Sempat di Rumah Sakit

Sebelum meninggal dunia, MMA sempat terrawat intensif di rumah sakit. Namun kondisi kesehatannya kian memburuk dan akhirnya meninggal.

Baca Juga:  Tempat Nongkrong untuk Milenial di Wonogiri Wajib untuk Dicoba

Luka-luka tersebut menguatkan dugaan kuat bahwa korban menjadi target perundungan oleh teman-temannya.

Pihak pesantren sendiri mengaku telah menyerahkan sepenuhnya proses kasus ini kepada pihak kepolisian sebagai bentuk transparansi dan penegakan hukum.

Pemilik pesantren menyatakan kaget atas kejadian tersebut dan berharap kasus ini dapat terungkap secara objektif.

Masyarakat dan tokoh masyarakat di sekitar lokasi berharap agar kasus ini menjadi pembelajaran penting bagi lingkungan pendidikan untuk mencegah perundungan dan kekerasan di masa datang.

Kasus santri yang meninggal dunia di Ponpes Wonogiri menyoroti betapa seriusnya fenomena perundungan di lingkungan pendidikan, termasuk pesantren.

Tindakan tegas dari aparat kepolisian dalam mengamankan terduga pelaku menunjukkan bahwa negara tidak mentolerir kekerasan, terutama terhadap anak di bawah umur.

Semua pihak — keluarga, sekolah, pengurus pesantren, serta masyarakat — perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan aman bagi anak-anak agar kejadian serupa tidak terulang.

Perhatian terhadap kesejahteraan psikologis santri dan pembinaan karakter yang lebih kuat juga menjadi langkah penting dalam mencegah perundungan.