Makan Unik di Solo, Ada Nisan Patung Emas Bocah Pemain Bola

Surakarta,diswaysolo.id – Di TPU Bonoloyo, Solo, terdapat sebuah makam yang tampak berbeda dari makam-makam lain.

Di atas nisan itu terpajang patung dua bocah yang tengah bermain sepak bola, sebuah bentuk penghormatan unik bagi almarhum.

Namun, di balik keunikan itu tersembunyi kisah pilu seorang remaja yang harus menyerah pada nasib akibat kecelakaan tragis.

Cerita ini mengingatkan kita bahwa mimpi dan harapan bisa jadi tak sempat terwujud.

Makam Unik di Solo 

Makam unik tersebut milik Ignatius Toto Endratmo — yang akrab dengan sapaan Toto — seorang remaja yang sangat mencintai sepak bola.

Patung di nisan menggambarkan dua bocah menendang bola, warna keemasan, dengan detail seperti bola di atas kepala bocah yang lebih tinggi. Dekorasi hati kuning serta salib di sisi nisan.

Bentuk ini menarik perhatian siapapun yang melihatnya di antara ribuan nisan biasa.

Kesukaan Toto pada sepak bola memang sudah tampak sejak kecil. Ia awalnya ikut taekwondo, namun ketika berusia sekitar 5 tahun ia mulai jatuh cinta pada sepak bola dan minta didaftarkan di sekolah sepakbola.

Ia bermain sebagai penyerang dan mengidolakan pemain-pemain besar seperti dari Brasil.

Setelah lulus SMP, ia melanjutkan ke SMA di seminari di Magelang agar bisa tetap menikmati fasilitas lapangan.

Impiannya adalah menjadi pemain sepak bola profesional — atau bahkan “pastore yang bermain bola”.

Sayang, cita-cita itu berhenti di usia muda. Suatu sore pada 2010, saat berjalan kaki menyeberang untuk membeli ke minimarket, Toto tertabrak truk yang mengambil jalur.

Kecelakaan fatal itu membuat nyawanya melayang di usianya yang baru 16 tahun. Kejadian tragis ini mengguncang keluarga, terutama sang ibu yang selama tiga tahun sebelum peristiwa sering ada firasat. Mimpi menanam bunga kamboja di makam kakaknya.

Baca Juga:  Sungai Bengawan Solo, Mitos dan Keunikannya Yang Sangat Popular

Tak lama setelah pemakaman, keluarga memutuskan menghias makam dengan patung yang mencerminkan kecintaan Toto pada sepak bola.

Patung itu terbuat sekitar 2013 oleh kakak sang ibu. Seorang pemahat di Solo. Sejak terpasang, makam tersebut kerap mendapat perhatian saat banyak orang datang ke TPU Bonoloyo. Bahkan menjadi viral di media sosial.

Bagi keluarga, nisan itu bukan sekadar penanda makam — melainkan kenangan, penghormatan, dan harapan agar orang lain terinspirasi mengejar mimpi.

Fenomena makam dengan patung personalisasi di TPU Bonoloyo bukan hanya milik Toto.

Ornamen Mencerminkan Hobi

Ada beberapa makam lain di sana dengan ornamen yang mencerminkan hobi atau profesi almarhum — misalnya makam dengan patung mobil balap atau penabuh gamelan — sebagai bentuk penghormatan unik yang berbeda dari nisan tradisional.

Hal ini menunjukkan bahwa bagi sebagian keluarga, akhir hidup bukanlah akhir dari cerita — melainkan terus dikenang dengan cara yang bermakna.

Makam unik di TPU Bonoloyo yang menggambarkan dua bocah bermain bola bukan sekadar nisan biasa — ia menjadi simbol mimpi yang belum sempat terwujud, serta kasih sayang dan kerinduan dari keluarga.

Kisah Toto adalah pengingat bahwa setiap impian memiliki nilai, dan bahwa kehilangan bisa diabadikan dengan cara yang puitis dan penuh makna.

Semoga cerita ini menyentuh dan menginspirasi kita untuk menghargai kehidupan serta menghormati memori orang-orang yang telah tiada.