40 Hari Paku Buwono XIII Wafat, Kerabat Keraton Solo Siapkan Doa Bersama

Surakarta,diswaysolo.id – Keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta akan menggelar tahlilan dan doa bersama untuk memperingati 40 hari wafatnya Paku Buwono XIII.

Acara tersebut rencananya pada Kamis, 11 Desember 2025 mendatang. Menurut putra almarhum, Paku Buwono XIV Purbaya, bentuk perayaan akan sama seperti ritual 7 harian sebelumnya.

Lakukan proses persiapan bersama keluarga keraton, abdi dalem, dan kerabat dekat.

40 Hari Wafat 

Keluarga besar Keraton Solo mengumumkan bahwa peringatan 40 hari wafatnya Paku Buwono XIII. Pelaksanannya pada Kamis depan, tepatnya tanggal 11 Desember 2025.

Putra almarhum, PB XIV Purbaya menyatakan bahwa acara tersebut akan ada doa bersama, sama seperti pada 7 harian sebelumnya.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa tradisi keluarga keraton terus ada penghormatan. Selain itu,memperlihatkan rasa hormat mendalam terhadap sang Raja yang telah berpulang.

Persiapan pun dengan melibatkan unsur keluarga besar dan abdi dalem, meskipun rincian teknisnya masih dalam pembahasan.

Acara 7 harian yang pada 7 November 2025 lalu jadi acuan oleh keluarga keraton dalam merencanakan 40 harian. Pada 7 harian, doa bersama di dua tempat: Sasono Parasdya dan Sasono Wilopo di wilayah Ndalem Keraton Solo.

Pada malam tahlilan, keluarga, kerabat, dan abdi dalem mengenakan pakaian adat Jawa. Pria mengenakan beskap, wanita mengenakan kebaya. Sedangkan masyarakat umum mengenakan pakaian sopan seperti batik, gamis, atau kemeja.

Nuansa adat dan kesederhanaan tersebut harapannya tetap menunjunjung dalam peringatan 40 harian nanti.

Tidak hanya keluarga dan kerabat keraton, masyarakat umum juga mendapat kesempatan untuk ikut mendoakan almarhum PB XIII.

Hal ini terlihat dari antusiasme warga Kelurahan Baluwarti yang turut hadir pada 7 harian lalu. Salah seorang warga, Sulastri, menyatakan keinginannya untuk ikut tahlilan meski bukan bagian dari keraton.

Baca Juga:  Loske Coffee Service di Solo, Tempat Nongkrong Anak Muda

“Saya bukan orang dalem, tapi warga sini,” katanya. Dalam suasana duka dan penuh hormat itu, warga berharap agar suasana tetap tentram dan damai: “semoga tentram, ayam tentrem, adem ayem.”

Penghormatan Budaya

Keterlibatan publik ini menunjukkan bahwa peringatan 40 hari bukan semata urusan keraton. Melainkan juga bagian dari penghormatan budaya dan sosial bagi masyarakat Solo yang mengikuti prosesi tersebut.

Sudah terjadi penobatan Paku Buwono XIV sebagai penerus tahta pada 15 November 2025. Namun,proses pembahasan suksesi resmi pada 40 hari peringatan wafat PB XIII berlalu.

Menurut pernyataan dari pejabat keraton, kedudukan suksesi akan ada peanataan secara resmi setelah masa berkabung selesai . Sebuah sikap yang mencerminkan penghormatan terhadap tradisi dan almarhum.

Hal ini menunjukkan bahwa keraton masih memprioritaskan momen doa dan penghormatan atas wafatnya PB XIII sebelum membahas hal-hal administratif seperti suksesi secara mendalam.

Peringatan 40 hari wafat bukan sekadar ritual formalitas, melainkan juga wujud penghormatan mendalam terhadap almarhum PB XIII dan simbol pelestarian adat keraton.

Melalui doa bersama dan keterlibatan keluarga, keraton, serta masyarakat umum, acara ini menjadi momentum refleksi atas jasa dan warisan sang Raja.

Selain itu, acara ini mempererat silaturahmi antara kerabat keraton dan warga Solo yang ingin memberikan penghormatan terakhir.

Doa bersama diharapkan dapat menghadirkan ketenangan serta meneguhkan makna bahwa meski sudah tiada, nilai-nilai kebudayaan dan rasa hormat tetap hidup di tengah masyarakat.

Acara 40 hari wafatnya Paku Buwono XIII merupakan momen penting bagi keluarga, keraton, dan masyarakat Solo untuk bersama-sama menghormati almarhum dengan doa dan penghormatan adat.

Dengan melibatkan keluarga besar, abdi dalem, serta masyarakat umum, peringatan ini tidak hanya menggambarkan rasa kehilangan tetapi juga rasa hormat dan pelestarian tradisi.

Baca Juga:  Pilihan Tempat Nongkrong Milenial Yang Hits di Solo, Murah dan Kece Abis

Semoga doa bersama dan kenangan terhadap PB XIII membawa kedamaian dan menjaga keutuhan budaya di Keraton Solo.