diswaysolo.id – Burnout di lingkungan kerja menjadi salah satu isu yang paling umum dialami oleh para pekerja di era modern, baik yang bekerja di kantor, hybrid, maupun sepenuhnya remote.
Tekanan target, akumulasi beban kerja, serta kurangnya waktu untuk beristirahat dapat menguras fisik, mental, dan emosi.
Kondisi burnout di tempat kerja ini tidak boleh dianggap sepele karena berdampak langsung pada produktivitas, kesehatan, dan kualitas hidup.
Agar kamu dapat bekerja dengan lebih seimbang, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah burnout di dunia kerja sebelum kondisinya semakin parah.
Tips untuk menghindari burnout di tempat kerja
Kenali Tanda-Tanda Burnout Sejak Dini
Menghindari burnout dimulai dengan mengenali tanda-tanda awalnya. Umumnya, seseorang yang hampir mengalami burnout akan merasa lelah meskipun sudah beristirahat, kehilangan motivasi untuk bekerja, mudah marah atau sensitif, kesulitan berkonsentrasi, hingga cenderung menunda-nunda pekerjaan.
Bahkan, rasa puas terhadap pekerjaan pun mulai memudar. Dengan memahami gejala-gejala ini sejak dini, kamu bisa mengambil langkah pencegahan sebelum kondisi semakin memburuk.
Atur Prioritas dan Hindari Perfeksionisme yang Berlebihan
Cara lain untuk menghindari burnout adalah dengan mengatur prioritas pekerjaan secara realistis. Beban kerja dapat terasa lebih ringan ketika kamu membaginya berdasarkan tingkat urgensi.
Kamu juga bisa menyelesaikan tugas yang lebih sulit saat energi masih penuh. Selain itu, menyadari bahwa hasil yang “cukup baik” sering kali lebih realistis daripada yang “sempurna” dapat membantumu mengurangi tekanan. Pada akhirnya, bekerja dengan cerdas jauh lebih efektif daripada bekerja tanpa henti.
Terapkan Batasan yang Jelas dalam Dunia Kerja
Salah satu penyebab burnout adalah kaburnya batas antara kehidupan kerja dan pribadi. Menerapkan batasan antara kerja dan kehidupan pribadi akan sangat membantu.
Contohnya, dengan tidak membuka email atau chat pekerjaan setelah jam kerja, membuat jadwal istirahat yang jelas, serta menyediakan waktu khusus untuk kegiatan yang kamu nikmati. Dengan batasan yang sehat, pikiranmu tetap segar dan energimu terjaga.
Istirahat Secara Teratur dan Manfaatkan Jatah Cuti
Istirahat bukanlah indikasi kemalasan; sebaliknya, itu adalah bagian penting dari produktivitas yang berkelanjutan. Kamu bisa mencoba teknik Pomodoro yang dilakukan dengan bekerja selama 25 menit diikuti dengan istirahat 5 menit.
Selain itu, melakukan peregangan ringan setiap beberapa jam dan memanfaatkan jatah cuti saat mulai merasa kewalahan juga sangat efektif. Tubuh dan pikiran memerlukan waktu untuk pulih.
Jaga Kesehatan Fisik Secara Rutin
Kesehatan fisik sangat berkaitan erat dengan kondisi mental. Hal sederhana yang bisa dilakukan antara lain tidur cukup selama 7 hingga 8 jam, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga ringan setidaknya dua hingga tiga kali seminggu.
Baca juga: Relima Hidupkan Kegembiraan Membaca Anak di Perpustakaan
Serta mengurangi konsumsi gula dan kafein yang berlebihan. Ketika tubuh dalam kondisi bugar, kamu lebih mampu menghadapi tekanan pekerjaan.
Komunikasikan Beban Kerja dengan Atasan atau Tim
Jika beban kerja terasa tidak realistis, penting untuk mengomunikasikannya dengan cara yang sopan dan profesional. Banyak atasan tidak menyadari kondisi bawahan kecuali diberi tahu secara langsung.
Kamu dapat menyampaikan data atau contoh beban kerja, memberikan saran mengenai prioritas, atau mengusulkan penyesuaian deadline. Transparansi semacam ini dapat mencegah munculnya masalah jangka panjang.
Kelola Stres dengan Aktivitas Positif
Setiap orang memiliki cara berbeda untuk meredakan stres. Mencoba aktivitas yang membuatmu rileks dapat menjadi solusi, mulai dari meditasi atau latihan pernapasan selama beberapa menit, menulis jurnal, mendengarkan musik favorit, bertemu teman, hingga berjalan santai di sore hari.
Rutinitas kecil yang dilakukan secara konsisten ini akan membantu menjaga kestabilan emosimu.
Temukan Makna dalam Pekerjaan yang Kamu Lakukan
Burnout juga bisa muncul ketika pekerjaan terasa tidak memiliki makna. Untuk menghindarinya, cobalah menyadari nilai dari tugas tugas yang kamu lakukan, mengingat kembali tujuan kariermu, dan membuat target jangka panjang yang realistis.
Ketika kamu mengetahui apa yang sedang diperjuangkan, motivasi pun lebih mudah terjaga.
Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional
Jika burnout sudah terasa berat dan mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan psikolog. Dengan bantuan profesional, kamu bisa memahami akar masalah dan menemukan cara penanganan yang sesuai.
Stres tekanan kerja
Burnout adalah sinyal bahwa tubuh dan pikiran membutuhkan perhatian lebih, bukan tanda kelemahan.
Dengan mengenali tanda-tanda awal, mengatur batasan kerja, menjaga kesehatan fisik dan mental, hingga mencari dukungan yang tepat, kamu dapat mencegah burnout di dunia kerja dan menjalani pekerjaan dengan lebih seimbang.
Pada akhirnya, kesejahteraan diri adalah investasi jangka panjang yang jauh lebih berharga daripada sekadar menyelesaikan pekerjaan tanpa henti.






