Mantab! Rutan di Solo Akan Disulap Menjadi Ruang Kreatif

Mantab! Rutan di Solo Akan Disulap
KREATIF - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Rinto Subekti dan anggota dewan lainnya meninjau kondisi Rutan Kelas I Solo. (ali kojek/diswayjateng.co )

diswaysolo.id – Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Solo, yang telah menjadi saksi perjalanan hukum dan sosial kota ini selama puluhan tahun, akan bertransformasi menjadi museum sejarah pemasyarakatan dan pusat ekonomi kreatif.

Rencana besar ini muncul dalam kunjungan kerja Komisi XIII DPR RI ke Rutan Solo pada Rabu, 12 November 2025.

Dalam kunjungan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Rinto Subekti, para anggota dewan melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi rutan serta mendengarkan penjelasan mengenai rencana relokasi dan revitalisasi kawasan.

Menurut Rinto, langkah untuk menjadikan kompleks Rutan Solo sebagai museum sekaligus ruang ekonomi kreatif memiliki nilai historis dan sosial yang tinggi.

Baca Juga:  Kebakaran Rumah Kos di Ngoresan Solo, Berawal dari Lampu Meledak

Mantab! Rutan di Solo Akan Disulap Menjadi Ruang Kreatif

Ia berpendapat bahwa kombinasi antara pelestarian cagar budaya dan pengembangan ekonomi kreatif dapat menjadi contoh inovatif di tingkat nasional.

“Konsepnya menarik. Bangunan bersejarah tidak hanya dilestarikan, tetapi juga dihidupkan kembali menjadi ruang publik yang edukatif dan produktif,” kata Rinto.

Namun, ia juga menekankan pentingnya perencanaan yang matang agar fungsi penitipan tahanan tidak sepenuhnya hilang dari Kota Solo.

Ia menyarankan agar sebagian area tetap digunakan untuk tahanan titipan dari Kejaksaan Negeri Surakarta.
“Harus ada keseimbangan antara aspek sosial-budaya dan fungsi hukum. Jadi, meskipun Rutan pindah ke Karanganyar, sebagian ruang di Solo tetap bisa menampung tahanan titipan,” jelasnya.

Baca juga: Jokowi: Hormati Deklarasi PB XIV, Suksesi Keraton Solo Urusan Internal

Sementara itu, Wali Kota Solo Respati Ahmad Ardianto menyambut baik rencana tersebut. Ia menilai, revitalisasi bangunan Rutan Gladag adalah langkah penting dalam menghidupkan kembali warisan kota sekaligus menciptakan destinasi baru bagi warga dan wisatawan.

“Kami mendukung penuh. Nilai sejarahnya tetap dipertahankan, sementara fungsinya diubah agar lebih bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Respati

Berfungsi sebagai ruang produktif yang menumbuhkan semangat kreatif masyarakat

Bangunan tua peninggalan kolonial tersebut, menurutnya, tidak akan mengalami perubahan fisik karena telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Keaslian arsitekturnya justru akan menjadi daya tarik utama bagi museum baru ini.

Respati bahkan membandingkan konsepnya dengan Museum Tai Kwun di Hongkong, yang dulunya merupakan kompleks kepolisian dan penjara kolonial, namun kini telah bertransformasi menjadi pusat seni dan budaya populer.

“Kami ingin menghidupkan konsep serupa. Di dalamnya nanti akan ada museum edukasi, galeri budaya, hingga foodcourt yang menyajikan kuliner khas Solo,” jelasnya.

Selain ruang pamer dan edukasi, kawasan ini juga akan memberikan ruang bagi pelaku ekonomi kreatif lokal, termasuk UMKM kuliner dan seni.

Harapannya, selain menjadi tempat belajar sejarah, kawasan ini juga berfungsi sebagai ruang produktif yang menumbuhkan semangat kreatif masyarakat.