Tidak Ada Dualisme Kekuasaan di Keraton Solo, Jelas Putri PB XIII

Tidak Ada Dualisme Kekuasaan
MENGIKRARKAN : Putra mahkota Keraton Solo KGPAA Hamangkunegara Sudibyo Rajaputra Mataram mengikrarkan diri sebagai PB XIV di depan jenazah PV XIII sebelum pemberangkatan ke pemakaman Imogiri Bantul DIY.

diswaysolo.id – Putri sulung almarhum PB XIII Hangabehi, GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani, menanggapi anggapan bahwa Keraton Kasunanan Surakarta sedang mengalami perebutan kekuasaan setelah wafatnya PB XIII.

Dia menyatakan bahwa organisasi Keraton tetap berfungsi normal di bawah kepemimpinan PB XIV. “Keraton masih berjalan dengan baik di bawah pimpinan Sinuhun yang sekarang,” tegas Timoer, pada hari Sabtu, 8 November 2025.

Timoer juga membantah klaim bahwa KGPAA Tedjowulan mengambil alih kendali sebagai pemimpin sementara Keraton Solo. Ia menyebutkan bahwa narasi tersebut tidak benar dan tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. “Mengenai Gusti Tedjo yang mengambil alih Keraton, itu tidak benar. Beliau juga tidak berada di Keraton,” ujarnya.

Dalam artikel ini akan kami ulas tentang tidak dda dualisme kekuasaan di keraton Solo, jelas Putri PB XIII. Mari kita simak dan baca sampai selesai ya!

Baca Juga:  Persaingan Suksesi di Keraton Kasunanan Solo

Tidak Ada Dualisme Kekuasaan di Keraton Solo, Jelas Putri PB XIII

Timoer menambahkan bahwa kehadiran Tedjowulan dalam acara-acara penting Keraton selama ini juga sangat sedikit, sehingga ia menegaskan tidak ada alasan untuk menempatkannya sebagai pengganti PB XIII. “Kami sekali lagi menegaskan bahwa itu tidak benar,” tambahnya.

Mengenai proses jumenengan untuk KGPAA Hamangkunegara Sudibyo Rajaputra Mataram yang sebelumnya telah mendeklarasikan diri sebagai PB XIV, Timoer menyampaikan bahwa keluarga besar Keraton masih dalam masa berkabung.

Prosesi adat akan disiapkan tetapi tidak terburu-buru. “Masih dalam suasana duka, jadi kami melangkah perlahan,” ungkapnya.

Baca juga: Tedjowulan Menjabat Sementara Sebagai Pimpinan Keraton Solo

Terkait SK Mendagri 430-2933/2017 yang dikaitkan sebagai legitimasi posisi Tedjowulan, Timoer menyatakan bahwa dokumen tersebut akan diteliti dengan cermat.

Saat ini, menurut keluarga, posisi Keraton pasca PB XIII sudah jelas, Sinuhun-nya sudah ada, dan narasi dualisme dianggap tidak berdasar.

Demikian ulasan tentang tidak ada dualisme kekuasaan di Keraton Solo, jelas Putri PB XIII.  Semoga informasi ini bermanfaat.