Panduan Melayat di Keraton, Protokol Kehormatan untuk Raja Solo XII

Surakarta,diswaysolo.id – Momen kehilangan sosok teladan selalu membawa nilai penting dalam budaya kita.

Di Keraton Kasunanan Surakarta, tata cara melayat bukan sekadar formalitas, melainkan wujud penghormatan terhadap warisan adat dan martabat sebuah kerajaan.

Ketika Paku Buwana XIII berpulang, keluarga keraton menetapkan protokol khusus untuk pelayat yang ingin memberi penghormatan terakhir.

Artikel ini akan membahas secara ringkas namun komprehensif bagaimana masyarakat umum dapat menyesuaikan diri dengan adab melayat yang telah ditetapkan.

Panduan Melayat di Keraton 

Pengumuman kabar wafatnya Paku Buwana XIII pada pagi hari. Penyemayaman jenazah di Ndalem Keraton Kasunanan Surakarta, tepatnya di Sasono Parasdya — lokasi yang sama dengan pemakaman Paku Buwana XII.

Dalam suasana duka ini, pihak keluarga dan abdi dalem telah menyiapkan prosesi adat, termasuk persiapan kereta jenazah dan gladi bersih menjelang pemakaman.

Salah satu poin penting yang tersampaikan adalah mengenai tanggal pemakaman. Keluarga memilih hari Rabu untuk keberangkatan jenazah. Alasannya agar pelayat dari tempat jauh memiliki waktu persiapan. Selain itu, pertimbangan bahwa hari Selasa ada anggapan kurang baik dalam tradisi Jawa.

Dengan demikian, pelayat yang ingin ikut prosesi harus mencermati jadwal dan jalur yang penentuannya oleh pihak keraton.

Adat berpakaian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keputusan keluarga keraton.

Mereka menegaskan bahwa jika pelayat ingin memasuki area dalam keraton secara langsung, maka wajib mengenakan pakaian adat Jawa lengkap, termasuk kain samir.

Masyarakat umum yang hanya mengamati dari luar atau dari jalur prosesi juga disarankan untuk menyesuaikan busana dengan suasana penghormatan.

Mengenai akses masyarakat umum ke dalam keraton untuk melayat, pihak keluarga menyatakan masih dalam koordinasi dan belum memastikan apakah pintu keraton terbuka untuk publik.

Baca Juga:  Selat Solo Makanan Asli Solo yang Punya Banyak Rekomen

Hormati Nilai-nilai Luhur

Namun, mereka menawarkan alternatif: pelayat dapat memberikan penghormatan dari luar, khususnya melalui jalur iring-iringan jenazah yang melewati Magangan, Alun-alun Selatan, Gading hingga Lodji Gandrung.

Sebagai catatan tambahan, pemindahan jenazah ke Lodji Gandrung untuk kemudian ada pelepasan menuju ambulans, alih dari kebiasaan sebelumnya menuju Wuryaningratan, menjadi bagian prosesi kali ini, tanpa alasan khusus yang tersampaikan secara terbuka.

Dengan demikian, pelayat yang ingin hadir di sepanjang rute dapat menyesuaikan diri dengan lokasi-lokasi yang telah ada penetapan.

Melayat di keraton bukan hanya soal hadir secara fisik, tetapi juga memahami dan menghormati nilai-nilai tradisi yang pewarisnya secara turun-temurun.

Dengan mengikuti tata cara yang telah ada penetapannya oleh keluarga keraton dan abdi dalem, pelayat turut menjaga kesucian dan kehormatan prosesi.

Semoga panduan ini membantu Anda yang berniat memberikan penghormatan terakhir kepada Paku Buwana XIII dengan penuh hormat dan tata krama.