Jejak Awal Tugu Muda Semarang: Dari Alun-Alun hingga Pusat Kota

Semarang,diswaysolo.id – Monumen Tugu Muda di kota Semarang menyimpan jejak sejarah yang tak sekadar berdiri di lokasi sekarang.

Meskipun menjadi ikon perjuangan, ternyata lokasi awal pendiriannya berbeda jauh dari tempat yang kita kenal sekarang.

Sejarahnya menyingkap bahwa monumen ini awalnya direncanakan dibangun di sekitar area Alun‑Alun Masjid Agung Kota Semarang.

Artikel ini akan mengungkap perubahan lokasi, latar belakang pemindahan, dan makna di balik relokasi tersebut.

Tugu Muda Semarang 

Pembangunan Monumen Tugu Muda itu untuk memperingati perjuangan dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang yang terjadi di Semarang setelah proklamasi kemerdekaan.

Rencana awal pembangunan monumen itu awalnya akan berada di area Alun-alun Masjid Agung Kota Semarang. Yaitu wilayah yang saat ini berada antara Pasar Johar dan Masjid Kauman.

Pembangunan tahap pertama monumen sempat dimulai di lokasi awal tersebut. Contoh berita di koran “Warta Indonesia” tertanggal 3 November 1945 mencatat peletakan batu pertama oleh Gubernur Jawa Tengah kala itu, Wongsonegoro.

Namun, proyek di lokasi awal ini hanya berjalan singkat — sekitar tiga minggu — dan akhirnya mangkrak akibat konflik yang terjadi pada November 1945.

Karena situasi perang dan kondisi pembangunan yang terhenti, akhirnya monumen pindah.

Peresmian Monumen

Pada tahun 1951, oleh Wali Kota Semarang saat itu, Hadisoebeno Sosrowerdojo, konstruksi Tugu Muda kembali di lokasi yang sekarang, persimpangan yang dulunya terkenal sebagai Wilhelminaplein.

Kawasan tersebut sebelumnya adalah ruang terbuka hijau yang bbernama Taman Merdeka, sebelum kemudian menjadi lokasi definitif monumen.

Peresmian monumen di lokasi baru berlangsung pada 20 Mei 1953 dengan hadirnya Presiden Soekarno sebagai peresmi.

Relokasi ini tidak hanya soal fisik monumen, tetapi juga soal simbolik: dari alun-alun masjid yang awalnya penuh dinamika ke ruang kota yang lebih terbuka dan menjadi bagian kota modern Semarang.

Baca Juga:  Replika Sate Raksasa Bikin Heboh di Karnaval Kendaraan Hias Tegal

Kini Tugu Muda berdiri sebagai landmark paling terkenal di Semarang. Namun sedikit yang tahu bahwa titik awalnya bukan di situ.

Pegiat sejarah setempat seperti Kesit Widjanarko mendorong agar terdapat penjelasan di tempat monumen yang menjelaskan sejarah perubahan lokasi tersebut sehingga pengunjung bisa memahami konteks sejarahnya secara lengkap.

Perjalanan monumen Tugu Muda dari lokasi awal di alun-alun masjid hingga ke persimpangan kota sekarang menunjukkan bagaimana sebuah simbol perjuangan juga melewati proses perubahan ruang dan konteks masyarakat.

Dengan memahami bahwa monumen ini semula rencananya di lokasi lain dan kemudian pindah akibat kondisi sejarah. Kita dapat menghargai arti keberadaan monumen bukan hanya sebagai bangunan, melainkan sebagai warisan kolektif.

Semoga kisah relokasi ini memperkaya pengalaman kita ketika mengunjungi Tugu Muda — dan mengingat bagaimana ruang kota juga ikut membentuk narasi sejarah.