ESDM Klarifikasi, Proyek Geothermal Jenawi Bukan Penjualan Gunung Lawu

Surakarta,diswaysolo.id – Beberapa hari terakhir, media sosial diramaikan klaim bahwa Gunung Lawu akan “dilelang” untuk proyek energi panas bumi (geothermal).

Klaim ini memicu kekhawatiran warga dan lembaga lingkungan terkait pengambilan alih kawasan sakral.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) segera memberikan klarifikasi bahwa proyek geothermal yang dibicarakan berada di wilayah Jenawi — kaki Gunung Lawu — dan tidak berlaku untuk seluruh kawasan gunung itu sendiri.

Meski demikian, isu tersebut mencuatkan kembali ketegangan antara kepentingan pembangunan energi terbarukan dan pelestarian lingkungan.

Gunung Lawu 

Menurut Direktur Jenderal EBTKE Eniya Listiani Dewi, proyek geothermal yang ramai pembahasan sebenarnya adalah proyek Jenawi, yang secara administratif berada di bawah kaki Gunung Lawu, bukan di puncak atau dalam area inti gunung.

Ia menegaskan bahwa kawasan Gunung Lawu sendiri tidak masuk dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP).

Pemerintah sempat mempertimbangkan memasukkan zona dekat Lawu dalam rencana WKP, tetapi setelah menimbang aspirasi masyarakat dan aspek kearifan lokal, akhirnya zona tersebut keluar.

Dalam rencana lelang energi panas bumi tahun ini, pemerintah membuka kesempatan bagi 3 WKP dan 7 PSPE (Penugasan Survei Pendahuluan & Eksplorasi).

Proyek Jenawi termasuk dalam daftar PSPE dengan kapasitas yang rencananya sekitar 86 MW (awal 55 MW) dan total investasi dapat menyerap tenaga kerja skala besar.

Eniya menyebut bahwa proses lelang akan berlangsung terbuka dan transparan agar investor tertarik, asalkan persyaratan teknis dan izin administratif terpenuhi.

Kelompok studi geologi menyebut bahwa manifestasi panas bumi di sekitar Gunung Lawu menunjukkan potensi geothermal di kawasan tersebut.

Namun, perlu penyelidikan lebih jauh terkait struktur geologi, aliran panas, dan hubungan jalur sesar di wilayah tersebut.

Baca Juga:  Harga Tiket Terjangkau, 5 Destinasi Wisata di Solo yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan

Di masa lalu, proyek geothermal di Gunung Lawu pernah ada penangguhan karena tantangan izin dan keberadaan situs arkeologi,  termasuk candi dan peninggalan budaya yang tersebar di lereng dan kawasan sekitar.

Jaga Lawu Tolak Ekploitasi

Komunitas lokal “Jaga Lawu” sejak lama aktif menolak wacana eksploitasi geothermal di wilayah Gunung Lawu.

Mereka mendirikan tim pendidikan untuk menjelaskan manfaat vs risiko, sekaligus mengajak warga agar tidak terprovokasi oleh kabar hoaks atau informasi tak lengkap.

Mereka juga memperingatkan bahwa meskipun proyek geothermal ada anggapan sebagai energi bersih, potensi dampak seperti kerusakan ekosistem hutan, gangguan pasokan air, dan perubahan tatanan sosial tidak boleh terabaikan.

Klarifikasi resmi dari ESDM berhasil meredam rumor lelang “Gunung Lawu.”

Namun, kasus ini tetap menyisakan pertanyaan kritis: bagaimana menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi bersih dan konservasi kawasan yang kental unsur budaya dan ekologi?

Agar proyek geothermal, publik menerima, transparansi, partisipasi warga, kajian lingkungan menyeluruh, serta penghormatan terhadap nilai lokal harus menjadi fondasi utama.

Dengan demikian, pembangunan tidak menjadi konflik, tetapi solusi yang berkelanjutan.