PWNU Jateng Tegaskan Pesantren Siap Laksanakan MBG, Klaim Miliki Pengalaman Mengatur Konsumsi

PWNU Jateng Tegaskan Pesantren
PWNU Jateng Tegaskan Pesantren Siap Melaksanakan MBG

SEMARANG, diswaysolo.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dilaksanakan oleh pemerintah di lingkungan pesantren disambut dengan baik oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. PWNU Jateng Tegaskan.

Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng KH Abdul Ghaffar Rozin menyatakan bahwa pesantren siap untuk melaksanakan program MBG. Bahkan, menurutnya, hingga saat ini hampir tidak pernah terjadi kasus keracunan makanan di pesantren.

Pernyataan tersebut merupakan hasil dari rapat pleno pengurus harian PWNU Jateng yang membahas kesiapan pelaksanaan MBG di pesantren.

Baca Juga:  Agustina Wilujeng Wali Kota Semarang, Majukan Konektivitas Warisan Semarang Lama Dukung Pariwisata

PWNU Jateng Tegaskan Pesantren Siap Laksanakan MBG

Gus Rozin menilai, kasus keracunan MBG yang terjadi di beberapa sekolah harus dicegah dengan serius melalui mekanisme pengawasan yang jelas. “Mungkin perlu ada mekanisme tersendiri bagi penyelenggara MBG jika terjadi kasus keracunan.

Dari hulu hingga hilir, mulai dari pemasok, proses memasak, pasca-memasak, hingga penyajian, semuanya harus diawasi secara ketat,” ujarnya dalam jumpa pers di Kantor PWNU Jateng, Senin (13/10/2025) sore.

Ia mengapresiasi penerapan kewajiban sertifikasi pasca-kejadian keracunan MBG, namun menegaskan bahwa pengawasan langsung jauh lebih penting.

“Sertifikasi memang mendukung, tapi pengawasan tetap yang utama,” katanya. Menurutnya, pesantren jauh lebih siap karena telah terbiasa memasak dalam jumlah besar setiap hari, jauh sebelum adanya program MBG.

“Dapur pesantren memasak ribuan porsi tiga kali sehari. MBG itu hanya satu kali,” ucapnya.

Ia mengusulkan agar pemerintah merancang skema khusus MBG untuk pesantren tanpa mengurangi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti regulasi dapur, gizi, dan akuntabilitas penggunaan anggaran.

Saat ini, menurutnya, jumlah MBG berbasis pesantren di Jateng masih terbatas, sekitar 11–12 titik. “Itu bisa menjadi pertimbangan Badan Gizi Nasional,” ujarnya.

Baca juga: Viral! Pedagang Warung Madura di Semarang Terlibat Pertikaian, Satu Orang Terluka Parah

Mengenai standar anggaran gizi, Pengasuh Pesantren Maslakul Huda Kajen menyatakan siap untuk menyajikan menu MBG dengan biaya Rp10.000 per porsi.

“Di pesantren kami, satu kali makan hanya sekitar Rp3.400. Dengan anggaran Rp10.000 itu sudah sangat memadai untuk mendukung santri,” jelasnya.