Tragedi Api di Pasar Wonogiri: Pedagang Alami Kerugian Rp 81,5 Miliar

Wonogiri,diswaysolo.id – Kebakaran besar yang terjadi di Pasar Wonogiri memantik duka mendalam bagi para pedagang.

Dalam satu malam, puluhan hingga ratusan kios ludes dilalap api, menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar.

Tidak hanya kehilangan barang dagangan, banyak pedagang kini berada dalam posisi serba sulit: bagaimana melanjutkan usaha ketika tempat berdagang mereka raib begitu saja?

Pemerintah kabupaten kemudian turun tangan dengan solusi darurat, tetapi pertanyaan tentang keadilan dan mekanisme kompensasi masih mengambang di benak masyarakat.

Tragedi Api di Pasar 

Kebakaran pecah pada Senin dini hari (6 Oktober 2025), dan api terus membesar menjalar ke berbagai bagian pasar selama berjam-jam.

Menurut pengakuan petugas pemadam kebakaran, laporan terlambat masuk membuat api sulit dikendalikan sejak awal.

Sekitar 300 kios di lantai dua dan tiga pasar terbakar habis, termasuk los yang menjual pakaian, sembako, dan barang konsumsi lainnya. Banyak pedagang bahkan tidak dapat menyelamatkan stok barang dari kios mereka.

Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, menyatakan bahwa total kerugian para pedagang kurang lebih mencapai Rp 81,5 miliar.

Seorang pedagang pakaian bernama Sartono mengaku dagangannya ludes tanpa menyisakan stok cadangan di rumah. Ia mendesak agar pedagang tidak kena retribusi selama menempati pasar darurat.

Selain itu, ia meminta bantuan sosial untuk kebutuhan pangan dan pendidikan anak-anak agar mereka tetap bertahan hidup.

Menanggapi suara para pedagang, Pemerintah Kabupaten Wonogiri berjanji memberikan kompensasi senilai Rp 1 juta per pedagang terdampak.

Namun demikian, teknis penyaluran dan kriteria penerima kompensasi masih akan dibahas lebih lanjut agar adil, mengingat jumlah dan ukuran kios pedagang berbeda-beda.

Tak Ada Pungutan

Pemerintah juga menyediakan lahan di luar area pasar untuk pasar sementara, lengkap dengan fasilitas listrik dan air, agar aktivitas berdagang tetap bisa berjalan.

Baca Juga:  Makanan Tradisional Khas Wonogiri Cocok untuk Oleh-oleh, Yang Dikemas Kekinian!

Pemerintah menegaskan bahwa tidak ada pungutan dari pedagang terkait pemanfaatan pasar darurat, dan akan menindak tegas jika ada oknum yang memungut biaya.

Walau telah ada kompensasi simbolis, beban pedagang nyata jauh lebih besar. Banyak pedagang yang kehilangan modal sekaligus masa depan usaha.

Pasar darurat memang membantu, tetapi belum bisa menggantikan lokasi utama dan pengunjung lama.

Transparansi dalam mekanisme kompensasi dan penataan pasar sementara menjadi aspek krusial agar rasa keadilan tidak terkikis. Pemeriksaan penyebab kebakaran juga penting agar tragedi serupa tak terulang.

Kebakaran Pasar Wonogiri menorehkan luka mendalam bagi pelaku usaha kecil yang bergantung pada kios sebagai tempat mencari nafkah.

Dengan kerugian mencapai Rp 81,5 miliar, para pedagang membutuhkan perhatian dan dukungan nyata – bukan hanya janji di atas kertas.

Langkah cepat dalam penyaluran kompensasi, pembangunan pasar darurat yang layak, dan keterbukaan dalam tata kelola menjadi kunci pemulihan.

Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama memastikan bahwa mereka yang telah kehilangan segalanya tidak ikut terbakar dalam keputusasaan.