Klaten  

Puluhan Siswa Wedi Klaten Dirawat Usai Diduga Keracunan Program MBG

Klaten,diswaysolo.id – Pada minggu ini, warga Kecamatan Wedi, Klaten, dikejutkan oleh kabar bahwa puluhan siswa mengalami gejala keracunan setelah mengikuti Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Insiden tersebut memicu kepanikan sekaligus pertanyaan: bagaimana keamanan makanan yang disalurkan?

Hingga kini, pihak dinas kesehatan dan sekolah tengah melakukan penyelidikan sambil merawat para korban.

Artikel berikut merangkum kronologi, kondisi terkini, dan pesan penting guna mencegah kejadian serupa.

Keracunan Program MBG 

Sebanyak 49 siswa dari Wedi, Klaten dilaporkan menjadi korban dugaan keracunan makanan MBG.

Dari jumlah itu, 22 siswa masih dirawat inap di RSUD Bagas Waras Klaten, sedangkan sisanya mendapatkan penanganan rawat jalan di puskesmas setempat.

Insiden terjadi setelah siswa mengonsumsi menu dari Program MBG, yang seharusnya bertujuan meningkatkan asupan gizi di sekolah.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Klaten, hingga laporan dibuat tidak ada penambahan korban baru; jumlah tetap 49 siswa.

Dari 22 siswa yang dirawat inap, kondisi mereka dilaporkan menunjukkan perbaikan. Ambulans dan petugas relawan sempat berjaga di lokasi posko puskesmas, tetapi kini aktivitas tersebut mulai mereda karena tidak ada penambahan kasus.

Dinas Kesehatan Klaten telah mengirim sampel makanan ke laboratorium Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Yogyakarta untuk dianalisis. Hasilnya diperkirakan keluar dalam 4–5 hari ke depan.

Sementara itu, posko siaga yang awalnya dijadwalkan selama 3×24 jam kemungkinan akan ditutup jika tidak ada tambahan pasien.

Kasus ini menyerukan evaluasi serius terhadap pelaksanaan Program MBG. Program yang idealnya bertujuan memperbaiki gizi siswa, justru menimbulkan potensi risiko kesehatan jika pengelolaan, distribusi, dan pengawasan makanan tidak dilakukan dengan cermat.

Langkah Pencegahan

Pihak sekolah, dinas kesehatan, dan penyedia makanan perlu mempertimbangkan langkah-langkah pencegahan seperti:

  • Audit kebersihan dapur dan penanganan bahan pangan

  • Pengawasan mutu makanan sebelum dibagikan

  • Transparansi dalam penyediaan dan distribusi makanan

  • Pelatihan bagi petugas penyajian makanan

Baca Juga:  Rekomendasi Kafe yang Cozy di Klaten, Dijamin Nyaman Deh

Orang tua siswa menunjukkan kekhawatiran mendalam dan berharap pihak sekolah serta pemerintah memberikan kejelasan dan jaminan keamanan ke depan.

Beberapa wali murid meminta agar program dihentikan sementara hingga hasil laboratorium keluar.

Pihak sekolah sendiri mengaku akan melakukan evaluasi menyeluruh sebelum melanjutkan kembali distribusi makanan MBG.

Guna mencegah kejadian serupa, pemerintah daerah perlu memperkuat sistem pengawasan pada pelaksanaan program MBG.

Audit dapur penyedia makanan, pelatihan higienitas bagi petugas, serta pengujian makanan secara berkala harus menjadi prosedur standar.

Kolaborasi lintas sektor—sekolah, dinas kesehatan, penyedia jasa boga, dan masyarakat—sangat diperlukan agar program makan gratis tetap berjalan dengan aman dan tepat sasaran.

Insiden keracunan di Wedi, Klaten, menjadi alarm bagi semua pihak yang terkait dalam program pemberian makanan di sekolah.

Ketika tujuan program adalah mendukung kesehatan siswa, keamanan pangan tidak boleh diabaikan.

Diperlukan koordinasi aktif antara dinas kesehatan, sekolah, penyedia makanan, dan laboratorium agar insiden serupa tidak terulang.

Semoga para korban lekas pulih dan sekolah-sekolah dapat menyajikan program gizi yang aman dan berkualitas.