Kenari Kesayangan Raib, Sukarjo asal Banyumas Syok Menemukan Ular Cincin Emas di Kandang

Banyumas,diswaysolo.id – Pagi yang biasa bagi Sukarjo, 60, berubah menjadi momen mengejutkan ketika ia hendak memberi makan burung kenari peliharaannya.

Alih‑alih menemukan kenari, ia justru mendapati seekor ular cincin emas yang bersarang di dalam kandang.

Burung kesayangan senilai sekitar Rp 600 ribu itu ternyata telah menjadi santapan bagi ular tersebut.

Kejadian ini membuat Sukarjo panik dan memanggil petugas pemadam kebakaran untuk membantu evakuasi reptil berbisa tersebut.

Ular Cincin 

Usai salat Subuh, Sukarjo seperti biasa mengecek kandang burung kenarinya. Namun ia terkejut ketika di salah satu kandang ia melihat ular dengan warna hitam dan gelang kuning keemasan yang baru saja menelan burung kenarinya.

Burung kenari yang hilang itu adalah peliharaan lama yang sering memberikan hiburan lewat kicauannya.

Sukarjo menduga ular masuk dari kebun kosong di sisi timur rumahnya, di mana terdapat pohon‑pohon seperti pete, rambutan, dan alpukat — tempat ideal bagi ular bersarang atau bersembunyi.

Dari sana, ular mungkin menyusup lewat garasi semi‑outdoor lalu masuk ke kandang burung. Setelah memangsa burung, ular ternyata kesulitan keluar dari kandang, sehingga terjebak di dalam.

Sukarjo sempat berniat menyiram ular dengan air panas agar keluar dari kandang, tetapi tindakan itu dicegah oleh anaknya yang lebih mengerti jenis‑jenis ular.

Ia menyebut bahwa ular tersebut adalah jenis cincin emas dan termasuk ular berbisa tingkat menengah.

Sekitar pukul 06.00 WIB, Sukarjo menghubungi pihak Damkar dari Pos Kemranjen. Tim damkar tiba sekitar pukul 06.30 WIB dan langsung melakukan evakuasi ular tersebut. Setelah diukur, panjang ular mencapai sekitar 90 cm.

Ular cincin emas dikenal memiliki warna tubuh hitam diselingi pola cincin kuning keemasan—ciri yang juga terlihat oleh Sukarjo di kandangnya.

Baca Juga:  UPS dan 44 Kampus Berkolaborasi Mendukung Inisiatif Strategis Pemprov Jateng

Ular tersebut memang masuk kategori yang bisa menyebabkan luka tajam atau reaksi lokal saat menggigit, meskipun tidak selalu mematikan.

Keberadaannya di perkotaan atau pemukiman yang berhampiran kebun bisa menjadi kejutan tak terduga bagi pemelihara burung atau penghuni rumah.

Ular cincin emas, atau nama ilmiahnya Boiga dendrophila, merupakan spesies ular yang umum ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Bukan Ular Mematikan

Ciri khasnya adalah tubuh berwarna hitam pekat dengan cincin-cincin kuning terang yang melingkar di sekujur tubuh.

Walau bukan tergolong ular mematikan, gigitan ular ini dapat menyebabkan reaksi lokal seperti pembengkakan, nyeri, dan luka robek.

Mereka termasuk ular arboreal (hidup di pohon), namun kerap turun ke permukiman saat mencari mangsa seperti tikus, burung kecil, atau kadal.

Ular jenis ini aktif di malam hari (nokturnal), sehingga kemungkinan masuk ke kandang burung saat suasana masih gelap.

Kejadian yang menimpa Sukarjo menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga keamanan lingkungan rumah.

Kebun rimbun, garasi terbuka, dan kandang burung yang tidak terlindung rapat bisa menjadi pintu masuk bagi hewan liar seperti ular.

Bagi para pemilik hewan peliharaan, khususnya burung, pastikan kandang memiliki ventilasi yang aman namun tidak terbuka lebar, serta lokasi kandang jauh dari semak atau pohon rimbun yang bisa menjadi jalur masuk ular.

Jika menemukan ular di rumah, jangan langsung bertindak sendiri. Segera hubungi pihak berwenang seperti Damkar atau BPBD yang sudah memiliki pengalaman dan perlengkapan untuk menangani satwa liar dengan aman.

Semoga insiden ini bisa menjadi pelajaran bagi warga lainnya untuk lebih waspada, sekaligus memahami bahwa menjaga jarak aman antara manusia dan hewan liar adalah tanggung jawab bersama.

Baca Juga:  Polda Jateng Mencopot AKBP Basuki dari Jabatan Kasubdit Dalmas, Dampak Kematian Dosen Untag