Kenikmatan Soto Sapi Kuah Bening “Mbok Dele” yang Tak Terlupakan

Surakarta,diswaysolo.id – Di tengah derasnya perubahan zaman, warung Soto Mbok Dele tetap berdiri kokoh melalui empat generasi pengelola.

Hidangan khasnya: soto sapi dengan kuah bening yang tetap mempertahankan cita rasa gurih dan segar.

Dari generasi pertama hingga kini, warung ini terus menarik pelanggan meskipun banyak kompetitor baru bermunculan.

Simak ulasan selengkapnya berikut ini sampai akhir untuk tau rasa dari soto sapi kuah bening.

Soto Sapi 

Warung Soto Mbok Dele berlokasi di Jalan Jogja–Solo, Dusun Jetis, Desa Klepu, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.

Bangunannya mudah terkenal lewat dinding berwarna cat hijau yang mencolok, atap dengan model limasan, serta jendela dan pintu kayu yang menunjukkan karakter tempo dulu.

Posisi warung memang sedikit rendah dari jalan raya, membuktikan bahwa posisi bangunan sudah ada jauh sebelum jalan modern itu.

Warung ini dibuka sejak pukul 06.00 hingga sore hari. Interiornya tetap mempertahankan nuansa klasik: lantai semen hitam, meja dan kursi kayu panjang, serta rak kayu untuk menyimpan bahan pendukung soto.

Tampilan soto di sini mirip dengan soto sapi pada umumnya, namun yang membedakannya adalah kuah bening yang tetap kaya rasa gurih.

Jika pelanggan ingin tambahan topping, tersedia jeroan seperti babat, iso, otak sapi goreng, juga lauk pendamping seperti tempe, tahu, perkedel, karak, dan kerupuk.

Seorang pelanggan bernama Jarot mengungkapkan bahwa keluarganya sudah lama menjadi langganan.

Menurutnya, meskipun kini banyak warung soto baru, soto Mbok Dele tetap punya kenangan tersendiri: “Walaupun rasa soto tak jauh berbeda, aura nostalgia membuat tempat ini berbeda.”

Harga satu porsi soto di sini pun cukup terjangkau: sekitar Rp 10.000.

Berasal dari Panggilan Nenek

Pengelola saat ini, Supriyanto, 52 , mengisahkan bahwa warung ini pemrakarsanya adalah nenek buyutnya. Nama “Mbok Dele” berasal dari panggilan nenek beliau (nama asli Ngatinem).

Baca Juga:  Jangan Lupa Mampir untuk Membeli Oleh-oleh Khas Solo Berikut Ini

Menurut cerita keluarga, ibu dari Mbok Dele-lah yang mulai menjual soto, dan sejak itu penduduk sekitar sering berkata, “sana beli soto ke tempat ibunya Dele,” hingga akhirnya identitas “Soto Mbok Dele” melekat.

Supriyanto sendiri tidak tahu persis kapan warung berdiri, ada kemungkinan sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Sepanjang sejarahnya, resep soto tetap terjaga agar tidak berubah. Bahkan ketika ada yang meminta, mereka tetap bisa membuat varian soto ayam, tetapi komposisi bumbu dasarnya tetap sama.

Meskipun banyak warung baru bermunculan di sekitar, Soto Mbok Dele tetap mendapat kunjungan ramai, termasuk selebritas seperti Dono (Warkop), Sheila on 7, pelukis Affandi, dan Habib Syech saat berkunjung ke Jogja.

Warga lokal pun menceritakan bahwa warung ini sudah ada bahkan ketika mereka masih kanak-kanak—membuktikan bahwa warung memang sudah menjadi bagian dari sejarah lokal.

Warung Soto Mbok Dele bukan sekadar tempat makan—ia adalah saksi waktu, pengikat nostalgia, dan bukti bahwa kelezatan sederhana bisa bertahan melewati generasi.

Dengan resep tetap, suasana klasik, dan rasa kuah bening yang khas, Soto Mbok Dele terus membuktikan bahwa warung warisan bisa tetap relevan di era modern tanpa melepas akar budaya kuliner tradisional.