Daerah  

Darurat Literasi Menghantui Pelajar SMP : Pentingnya Jurus T-A-H-U

Darurat Literasi Menghantui
Darurat Literasi Menghantui Pelajar SMP

DUKUHTURI, diswaysolo.id – Indonesia kini menghadapi tantangan serius di kalangan pelajar, terutama di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Darurat literasi digital yang kian meluas membuat para remaja rentan terperangkap dalam arus informasi palsu atau hoaks. Darurat Literasi Menghantui Pelajar SMP.

Fenomena ini tidak hanya mengancam kemampuan mereka dalam membedakan fakta dan opini, tetapi juga berpotensi memecah belah persatuan.

Darurat literasi bukan sekadar masalah ketidakmampuan membaca buku. Menurut pengamat pendidikan, kondisi ini lebih kepada ketidakmampuan berpikir kritis.

“Pelajar sekarang mudah sekali menelan informasi tanpa mencari tahu kebenarannya. Mereka lebih cepat menyebarkan daripada memverifikasi,” ujarnya.

Baca Juga:  Wujudkan Rasa Cinta, SMP Negeri 2 Talang Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW

Darurat Literasi Menghantui Pelajar SMP : Pentingnya Jurus T-A-H-U

Data menunjukkan bahwa banyak hoaks, mulai dari isu kesehatan hingga konflik sosial, sering kali disebarkan melalui grup percakapan dan media sosial yang banyak digunakan oleh pelajar. Tanpa bekal literasi digital yang kuat, mereka menjadi target empuk bagi para penyebar disinformasi.

Namun, harapan masih ada. Para pegiat literasi dan pendidik kini mulai memperkenalkan jurus sederhana namun ampuh untuk melawan masalah ini, yaitu T-A-H-U.

Mengenal Jurus T-A-H-U

T – Tanyakan: Pelajar diajarkan untuk selalu bertanya tentang sumber informasi. Siapa yang membagikan? Apakah sumbernya terpercaya? Adakah bukti yang mendukung informasi tersebut? Langkah ini melatih mereka untuk tidak mudah percaya pada setiap berita yang muncul di linimasa

A – Analisis: Tahap ini mengajak pelajar untuk menganalisis isi berita secara mendalam. Apakah isi berita itu masuk akal? Apakah judulnya terlalu provokatif? Dengan menganalisis, mereka akan lebih mudah menemukan kejanggalan pada hoaks.

H – Hati-hati: Langkah krusial ini mengingatkan para pelajar untuk berhati-hati sebelum menyebarkan informasi. Jangan biarkan jempol lebih cepat daripada otak. Membagikan hoaks bisa berdampak luas dan merugikan orang lain.

U – Ubah Pola Pikir: Terakhir, ini adalah ajakan untuk mengubah pola pikir menjadi pembelajar seumur hidup. Literasi digital adalah keahlian yang harus terus diasah. Pelajar didorong untuk menjadi agen perubahan yang mengedukasi teman-teman dan keluarga mereka.

Darurat Literasi Menghantui
Domentasi SMP N 2 Dukuhturi Tegal

Jurus T-A-H-U ini diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan bagi pelajar SMP dari bahaya hoaks. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat diharapkan terus mendukung gerakan ini.

Baca juga: Pelepasan SMP Negeri 1 Dukuhturi Berlangsung Khidmat dan Meriah

Membekali pelajar dengan kemampuan literasi adalah investasi masa depan, agar generasi muda tidak hanya cakap teknologi, tetapi juga cerdas dan kritis.