SALATIGA, diswaysolo.id – Teddy Sulistyo, Senior Bantheng DPC PDI-P Salatiga, mengakui bahwa penyusunan strategi kemenangan PDI-P untuk Pemilu 2029 adalah alasan utama dalam memilih pemimpin untuk DPC dan DPD. Strategi Kemenangan PDI-P.
Ia mengingatkan bahwa pada Pemilu 2024-2030, PDI-P tidak memiliki kekuasaan politik sama sekali. Alasan ini juga telah disampaikannya kepada Ketua DPC demisioner PDI-P Salatiga, Dance Ishak Palit.
“Saya sudah menyampaikan kepada Bung Dance sebagai Metua DPC demisioner, bahwa tahun 2029 adalah tahun yang penuh tantangan politik bagi PDI-P,” ungkap Teddy Sulistyo kepada wartawan Disway Jateng, pada Sabtu, 6 September 2025.
Strategi Kemenangan PDI-P di 2029 Jadi Dasar Utama
“PDI-P tidak memiliki kekuasaan dari pusat hingga daerah, tidak memiliki Presiden, tidak memiliki Wapres, tidak memiliki Menteri, tidak memiliki akses ke Polri dan TNI.
Meskipun jargonnya mengklaim ‘netral’, tidak memiliki Gubernur, tidak memiliki Wakil Gubernur, tidak memiliki Wali Kota, tidak memiliki Wakil Wali Kota, tidak memiliki siapa-siapa,” lanjut pria yang akrab disapa Bung Teddy tersebut dengan tegas.
Politisi senior itu juga menjelaskan bahwa PDI-P saat ini hanya memiliki struktur yang militan dan masyarakat simpatisan PDI-P yang perlu terus disapa dan dilayani.
Untuk itu, Teddy mengajak semua pengurus, kader, dan simpatisan PDI-P untuk menjadikan momen penjaringan Ketua DPC dan DPD sebagai sarana untuk menyatukan kekuatan struktural.
“Ayo bung (Dance), kita manfaatkan momen ini untuk menyatukan kekuatan struktural dan para pendukung. Tidak ada lagi orangnya Teddy, tidak ada lagi orangnya Dance, yang ada hanyalah orangnya PDI-P.
Baca juga: Hasto Kristiyanto Kembali Ditunjuk Jadi Sekjen PDIP Periode 2025–2030
Kita harus solid dan kompak, karena meskipun kita sudah solid dan kompak, belum tentu kita akan menang dalam berbagai agenda politik ke depan, apalagi jika kita tidak solid dan tidak kompak,” tegasnya.






