Surakarta,diswaysolo.id – Unjuk rasa ribuan pengemudi ojek online di Solo untuk menuntut keadilan atas kematian rekan mereka Affan Kurniawan berakhir dengan kerusuhan—pagar markas Brimob roboh, massa lempar benda, aparat balas dengan gas air mata.
Ribuan pengemudi ojek online berkumpul di Kota Solo sebagai aksi solidaritas atas tewasnya Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob dalam aksi demonstrasi di Jakarta.
Di tengah upaya menyampaikan tuntutan keadilan, suasana memanas saat massa merobohkan gerbang timur Mako Brimob dan mulai melemparkan batu, botol, dan petasan ke arah aparat.
Tindakan aparat merespons dengan gas air mata dan membakar beberapa benda yang ada di lokasi—menandai eskalasi dramatis dalam tuntutan solidaritas yang awalnya berisi duka mendalam.
Aksi Demo Solidaritas
Aksi solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan di Solo mulai sekitar pukul 13.00 WIB ketika ribuan driver ojol berangkat dari Plaza Manahan menuju Mako Brimob Batalyon C Pelopor.
Setibanya di markas, massa dan aparat sempat melakukan salat gaib bersama sebagai bentuk duka dan permohonan keadilan.
Namun, sekitar pukul 15.00 WIB, ketegangan meningkat saat massa mulai meneriakkan kecaman seperti “pembunuh” terhadap aparat.
Keadaan semakin memanas ketika mereka merobohkan gerbang besi di sisi timur markas Brimob.
Demonstran kemudian melempar benda-benda seperti botol, petasan, dan bahkan air es, sebagai bentuk kemarahan mereka terhadap insiden tragis yang menimpa Affan.
Situasi tak terkendali memancing aparat untuk melepaskan gas air mata ke arah massa. Teror gas ini membuat pendemo, termasuk siswa dan warga, berlarian mencoba menjauh dari titik panas.
Beberapa laporan menyebut bahwa massa bahkan membakar water barrier yang terpasang sebagai penghalang di depan markas.
Kapolresta Surakarta, Kombes Pol Catur Cahyono Wibowo, menyatakan permintaan maaf atas insiden yang menimpa Affan.
Ia juga menegaskan bahwa oknum Brimob yang terlibat telah diamankan dan sedang dalam proses penyidikan oleh Propam.
Perwakilan pergerakan ojol menuntut agar penegakan hukum dilakukan secara transparan dan tidak diskriminatif, serta oknum yang melanggar diberi sanksi berat.
Tak hanya tuntutan keadilan, demonstrasi ini juga memunculkan aspirasi lebih jauh terkait perlindungan hukum dan kesejahteraan driver ojol.
Mereka menyuarakan perlunya regulasi yang sahih, pemberian jaminan sosial, dan model kemitraan yang adil melalui tuntutan yang sudah disampaikan ke DPRD Solo dan Kementerian Perhubungan.
Aksi solidaritas ini menyisakan luka mendalam—bukan sekadar insiden tragis, namun juga kemarahan yang menuntut keadilan.
Solo menjadi cermin yang memperlihatkan betapa marahnya para ojol—mereka bukan hanya menuntut keadilan atas kematian Affan, tapi juga masa depan yang lebih manusiawi dan terlindungi.






