Daerah  

Menyusuri Keindahan dan Sejarah Gedung SCS Tegal, “Lawang Sewu Kecil”

Tegal,diswaysolo.id – Bangunan Empat Lantai Bergaya Indisch Karya Henri MacLaine Pont, Kini Menjadi Saksi Abadi Perkeretaapian dan Identitas Kota Tegal.

Gedung SCS, yang akronimnya berasal dari Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij, berdiri megah di kawasan Alun‑Alun dan Taman Pancasila Kota Tegal.

Arsitekturnya yang megah dan dominasi warna putih mengingatkan banyak orang pada ikon kolonial Kota Semarang: Lawang Sewu.

Bangunan ini tak hanya menarik perhatian dari luar, tapi setiap lorong, jendela besar, dan langit-langit tinggi menghidupkan suasana klasik yang memukau pengunjungnya.

Lawang Sewu Kecil 

Rancangan gedung SCS oleh arsitek Belanda ternama, yakni Henri MacLaine Pont. Dengan gaya Europeesche architectuur in Indie, arsitektur Eropa yang ada penyesusaian dengan iklim tropis Indonesia.

Sejak ada peresmian sekitar tahun 1913–1914, gedung tersebut menjadi pusat kegiatan administratif perusahaan kereta api swasta SCS.

Keberadaannya yang strategis di pusat kota menegaskan peranan Tegal sebagai simpul penting dalam sistem transportasi dan ekonomi kolonial.

Pada interior, gedung menampilkan sejumlah kesamaan estetika dengan Lawang Sewu.

Lobby utama ada hiasan kaca patri yang mirip dengan yang tertanam di Lawang Sewu. Hanya saja kaca patri ini menampilkan inisial SCS alih-alih simbol lain.

Tangga utama mengalun anggun menuju lantai atas, sementara lorong-lorong di sisi kiri dan kanan menghubungkan ruang-ruang kerja para pegawai di masa silam.

Lantai dua menyimpan ruang pimpinan dengan tanda plakat “Chief Exploitatie,” merujuk pada posisi atasan perusahaan, pemegangnya kala itu adalah JTH Gerlings.

Sementara pada lantai tiga dan empat, dulunya berfusngi sebagai ruang arsip dan administrasi utama perusahaan, tempat penyimpanan dokumen-dokumen perusahaan kereta api SCS.

Milik PT Kereta Api Indonesia

Kini, Gedung SCS menjadi aset milik PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang. Meskipun tidak terbuka untuk umum secara permanen, gedung ini beberapa kali dibuka melalui acara room tour yang diselenggarakan oleh komunitas sejarah lokal, Tegal History.

Baca Juga:  Gubernur NTT Kawal Kasus Kematian Prada Lucky

Cara ini memberikan kesempatan masyarakat untuk memasuki dan menyaksikan langsung kemegahan dan kaya cerita di dalam bangunan bersejarah ini.

Sejarah pun mencatat posisi penting Tegal dalam jalur utara Jawa. Kota ini menjadi tempat strategis bagi SCS, alih-alih Semarang atau Cirebon.

Karena letaknya yang sangat menguntungkan dalam jaringan distribusi masa kolonial—dengan pelabuhan aktif dan kedekatannya dengan pusat-pusat gula serta rel kereta api.