Blog  

Misteri Kematian Prada Lucky: Denpom Kupang Periksa Anggota TNI

Jakarta,diswaysolo.id – Kematian Prada Lucky Suwandoko yang terjadi di markas Batalyon Zipur 18/YKR di Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengguncang institusi militer.

Tewasnya prajurit muda ini pada akhir Juli 2025 menimbulkan pertanyaan besar terkait dugaan kekerasan dalam lingkungan militer.

Kejadian tersebut bukan hanya menjadi perhatian publik, tetapi juga mendorong aparat militer melakukan penyelidikan menyeluruh.

Dalam upaya mengungkap kebenaran di balik insiden tragis ini, Polisi Militer (Denpom) IX/Udayana langsung bergerak cepat.

Kronologi Kematian Prada Lucky 

Dugaan sementara mengarah pada tindakan kekerasan yang mengakibatkan korban kehilangan nyawa.

Langkah ini mencerminkan komitmen TNI dalam menegakkan hukum di dalam tubuh institusinya.

Penyelidikan atas kematian Prada Lucky kini memasuki babak baru. Denpom IX/Udayana memeriksa intensif sebanyak 24 prajurit TNI dari Batalyon Zipur 18/YKR Kupang.

Mereka diduga memiliki keterlibatan langsung maupun tidak langsung dalam peristiwa yang menewaskan Prada Lucky.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menggali kronologi kejadian, motif, serta pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Komandan Pomdam IX/Udayana, Kolonel Cpm M. Rachmat, menyatakan bahwa pihaknya bekerja secara profesional dan transparan.

“Kami sudah memeriksa 24 prajurit. Proses penyidikan berjalan dan akan kami sampaikan hasilnya secara resmi,” tegasnya. Ia menekankan bahwa TNI tidak akan menoleransi bentuk kekerasan di dalam institusi.

Keluarga Menuntut Keadilan

Sementara itu, keluarga Prada Lucky menuntut keadilan atas kematian anak mereka. Mereka menilai ada kejanggalan dari informasi yang disampaikan pihak satuan.

Kecurigaan keluarga makin kuat setelah melihat luka-luka tak wajar di tubuh korban.

Hal ini menjadi dorongan bagi aparat untuk mempercepat penyelidikan dan menindak tegas para pelaku jika terbukti bersalah.

Tindakan penganiayaan dalam lingkungan militer bukanlah hal baru, namun institusi TNI terus berupaya memperbaiki budaya kedisiplinan tanpa kekerasan.

Baca Juga:  Ujung Zulfa

Kematian Prada Lucky menjadi alarm penting bahwa reformasi internal harus terus dijalankan secara konsisten dan tegas.

Pemeriksaan terhadap puluhan prajurit ini menunjukkan bahwa TNI membuka ruang akuntabilitas demi menjaga kepercayaan publik.

Selain pemeriksaan internal, Denpom juga melibatkan pihak luar seperti rumah sakit militer dan ahli forensik guna memastikan penyebab kematian.

Hasil visum menjadi salah satu bukti penting dalam mengungkap fakta di balik kasus ini.

Denpom juga mengamankan beberapa barang bukti dari asrama tempat kejadian berlangsung, termasuk pakaian korban dan rekaman CCTV.

Hingga saat ini, status 24 prajurit masih sebagai saksi. Namun, jika ada temuan bukti kuat, maka status mereka bisa berubah menjadi tersangka.

Proses hukum akan lanjut sesuai dengan KUHPM (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer).

TNI memastikan akan bersikap objektif dan tidak melindungi oknum yang terbukti melanggar hukum.

Kematian Prada Lucky menjadi catatan kelam yang menyadarkan publik bahwa pengawasan dalam institusi militer harus ketat.

Semua prajurit, dari atasan hingga bawahan, wajib menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan disiplin tanpa kekerasan. Penegakan hukum yang adil menjadi kunci untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.