diswaysolo.id – Pengibaran bendera yang menampilkan karakter anime One Piece di berbagai daerah di Indonesia baru-baru ini memicu beragam reaksi dari masyarakat dan pejabat. Anda Harus Tahu Fenomena Bendera One Piece.
Beberapa kepala daerah memilih untuk membiarkan aksi tersebut selama bendera merah putih tetap dikibarkan sebagai simbol utama, sementara yang lain bersikap tegas dan bahkan menyebutnya sebagai tindakan makar.
Sri Hastjarjo, pengamat komunikasi politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, berpendapat bahwa menyamakan pengibaran bendera anime dengan makar adalah tuduhan yang berlebihan.
“Makar adalah isu yang sangat serius, seperti upaya untuk mengganti negara, memberontak, dan sebagainya. Jika hanya sekadar ekspresi budaya pop, maka itu tidak sampai ke sana.
Anda Harus Tahu Fenomena Bendera One Piece, Menurut Pengamat Bukan Makar
Menyebutnya makar adalah hal yang berlebihan,” ujarnya saat dihubungi pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Ia menekankan bahwa pengibaran bendera non-resmi seperti One Piece, meskipun secara simbolik melanggar aturan mengenai atribut kenegaraan, tidak bisa langsung dianggap sebagai pengkhianatan.
Menurutnya, hal ini termasuk dalam ruang ekspresi pendapat yang dijamin oleh UUD 1945, Pasal 28. Namun, di sisi lain, masyarakat perlu diberikan pemahaman bahwa simbol negara, termasuk bendera, memiliki aturan penggunaan yang ketat.
Ia menyatakan bahwa respons yang muncul dari pemerintah pusat dan daerah sejauh ini menunjukkan belum adanya kesepahaman yang seragam dalam memahami fenomena ini.
“Jika antar pemerintah saja persepsinya belum sama, apalagi masyarakat umum,” kata Hastjarjo.
Ketika ditanya mengenai dukungan beberapa kepala daerah terhadap bendera One Piece dan dugaan kedekatan mereka dengan mantan Presiden Jokowi, Sri Hastjarjo menolak anggapan tersebut.
Baca juga: Puspo Wardoyo Memberikan 100 Gerobak Usaha untuk UMKM di Solo
“Halah, tidak juga. Itu berlebihan. Mungkin mereka tidak mengetahui aturan, atau cara pandang mereka menganggap ini tidak berbahaya. Jadi, menurut saya, tidak perlu dikaitkan ke sana,” jelasnya.






