Menggunakan Artwear & Berkuda, Wawali Astrid Widayani Memimpin Kirab Solo Batik Carnival

Menggunakan Artwear & Berkuda, Wawali Astrid Widayani
Menggunakan Artwear & Berkuda, Wawali Astrid Widayani

diswaysolo.id – Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani, memimpin parade Solo Batik Carnival (SBC) ke-16 dengan menunggang kuda dari Jl Bhayangkara di kawasan Sriwedari, melewati Jl Slamet Riyadi menuju Balai Kota Solo pada hari Sabtu, 12 Juli 2025. Menggunakan Artwear & Berkuda.

Astrid terlihat menawan dengan artwear berwarna cokelat. Ia menyesuaikan kostum pakaiannya dengan para peserta SBC dan mendapatkan apresiasi dari Wali Kota Solo, Respati Ardi.

Apresiasi dari Respati disampaikan saat pidato pembukaan acara SBC ke-16 di Jl Bhayangkara. Selanjutnya, 125 peserta berlenggak-lenggok di ruas jalan tersebut. Tak lama setelah itu, Astrid memimpin barisan parade SBC dengan menunggang kuda menuju Balai Kota Solo.

Sebanyak 125 peserta berkostum mengikuti SBC ke-16. Kostum yang dikenakan para peserta terinspirasi dari kebudayaan dan pariwisata Soloraya. Contohnya, Solo Safari dan Gedung Wayang Orang menjadi sumber inspirasi kostum dari Solo.

Baca Juga:  Roadshow IAPVC 2025 Dimulai, Solo Safari Menjadi Tujuan Inspiratif bagi Para Pecinta Fotografi

Menggunakan Artwear & Berkuda, Wawali Astrid Widayani Memimpin Kirab Solo Batik Carnival

Selanjutnya, Air Terjun Grojogan Sewu, Kebun Teh Kemuning, Kampung Tembakau, Wisata Petik Stroberi, dan Sapi menjadi inspirasi kostum dari Karanganyar dan Boyolali.

Kemudian, Waduk Gajah Mungkur, jambu mete, jamu, dan rotan dari Wonogiri dan Sukoharjo. Candi Plaosan, Makam Jaka Tingkir, fosil gading gajah, serta Wisata Sendang Kun Gerit dari Klaten dan Sragen.

“Anak-anak ini membuat kostumnya sendiri melalui pelatihan dan workshop selama empat bulan. Mereka belajar desain, make up, dan puncaknya hari ini, mereka memeragakan sendiri,” kata Pembina Yayasan Solo Batik Carnival, Susanto, saat diwawancarai oleh wartawan.

Susanto berharap agar SBC dapat dilaksanakan setiap tahun. SBC memberikan pelatihan kepada peserta dalam hal kepemimpinan agar mereka dapat hidup secara mandiri.

Di sisi lain, Respati juga memberikan apresiasi kepada Yayasan Solo Batik Carnival yang menyelenggarakan SBC setiap tahun.

Acara tersebut telah berkembang menjadi simbol budaya Kota Solo dan telah dikenal di seluruh dunia. “Acara ini tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga semangat pelestarian dan inovasi. SBC telah lama menjadi lambang kreativitas kolektif masyarakat Solo,” jelasnya.

Dia menambahkan, masyarakat Solo dapat menikmati penampilan artwear lokal melalui batik sebagai sarana ekspresi dan identitas budaya yang modern.

“Saya merasa bangga dapat mengenakan karya lokal sebagai bentuk dukungan terhadap pelestarian batik dan industri kreatif kota,” kata Respati.

Dia juga menjelaskan bahwa SBC memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Banyak wisatawan yang datang ke Solo untuk menyaksikan SBC pada akhir pekan ini.

“Saya berharap, SBC akan terus berkembang menjadi ikon budaya yang tidak hanya dinanti, tetapi juga dibanggakan, baik oleh masyarakat Solo maupun para pengunjung dari luar daerah dan mancanegara.

Mari kita lestarikan ekspresi budaya kebanggaan ini untuk generasi mendatang, dengan semangat yang lebih inovatif dan kolaboratif,” tutupnya.