Diogo Jota Tak Ngebut Sebelum Kecelakaan Tragis di Spanyol

KECELAKAAN, diswaysolo.id – Tragedi menimpa Diogo Jota, striker Liverpool, dan sang adik André Silva setelah mobil Lamborghini mereka mengalami kecelakaan fatal di jalan tol A-52, Zamora, Spanyol.

Kombinasi kecepatan tinggi dan ban meledak sebagai faktor utama. Pernyataan dari saksi mata menegaskan bahwa Diago Jato idak melaju dengan kencang saat menyalip.

Meskipun bukti awal berupa jejak roda dan bekas selip aspal menyiratkan kecepatan tinggi, tapi saksi menyatakan bahwa mobil melintas dengan tenang saat menyalip.

Ini memunculkan pertanyaan penting soal kondisi jalan, tekanan ban, dan faktor teknis lain yang bisa menjelaskan kronologi peristiwa sebelum akhirnya diago jato  tersebut menggelinding, terbakar, dan menewaskan kedua saudara tersebut di tempat. 

Laporan Polisi vs Kesaksian Trukis

Polisi dari Guardia Civil melaporkan bahwa investigasi awal menemukan bekas selip roda yang panjang, mengarah pada dugaan kecepatan melebihi batas 120 km/jam di A‑52.

Dari laporannya, ban belakang meledak saat tengah menyalip. Hal itu menyebabkan kehilangan kendali dan kendaraan meluncur ke median jalan sebelum terbakar hebat. 

Namun, saksi mata trukis José Azevedo—yang merekam mobil dalam keadaan terbakar—menegaskan bahwa saat mereka menyalip, kecepatan Lamborghini “normal” dan tidak agresif.

Ia bahkan menunjukkan data tacógrafo truknya sebagai pembanding, dan menyatakan sudah mencoba membantu namun kebakaran terlalu cepat menyebar. 

Faktor Jalan dan Teknis

Para ahli juga menyoroti karakteristik jalan tol A‑52 yang memiliki permukaan tidak rata dan tambalan–tambalan kecil.

Namun, polisi menolak jalan tersebut sebagai titik rawan signifikan, hanya menyebut bahwa jalan memang dapat terlintasi di atas 120 km/jam dengan aman. 

Kendati demikian, ada kesimpulan sementara bahwa jalan bergelombang bisa mempercepat kerusakan ban dengan tekanan tinggi.

Baca Juga:  Pahami 9 Gejala Asam Lambung Naik yang Umum Terjadi

Ban Pecah Saat Menyalip

Guardia Civil menyatakan bahwa awal kecelakaan kemungkinan besar adalah pecahnya ban belakang saat melakukan manuver menyalip.

Setelah itu, mobil terlempar, menabrak pembatas jalan, dan meledak—menyebabkan kondisi kendaraan hancur total dan kebakaran hebat yang mengekang akses untuk pertolongan cepat. 

Rekam Medis dan Tujuan Perjalanan

Media menyebut Jota memang tengah kembali ke Inggris untuk bergabung dengan sesi pramusim Liverpool. Karena baru menjalani operasi paru-paru, dokter merekomendasikan ia tidak terbang dan memilih menyeberang lewat jalan darat hingga Santander. 

Tragisnya, ini adalah perjalanan darat terakhirnya, hanya 11 hari setelah menikah.

Dampak Emosional dan Proses Hukum

Kematian kedua saudara mengundang duka mendalam dari rekan setim, keluarga, dan para penggemar. Viitual hobus honor terakhir sudah ada pada gelaranGondomar, Portugal.

Sementara itu, pihak yang berwajib segera menyerahkan laporan forensik lengkap ke Pengadilan Puebla de Sanabria untuk melengkapi penyelidikan resmi. 

Kecelakaan maut yang menimpa Diogo Jota dan adiknya menyisakan banyak pertanyaan. Meski versi resmi dan kesaksian saksi berbeda secara signifikan.

Investigasi awal menunjukkan ban meledak di tengah manuver menyalip dengan dugaan kecepatan tinggi, sementara saksi langsung menegaskan bahwa kendaraan melaju “normal”.

Faktor kombinasi antara kondisi ban, kecepatan, dan kondisi jalan masih harus ada konfirmasi lebih lanjut.

Sembari menunggu laporan final dari pengadilan, masyarakat sepak bola internasional terus mengenang sosok Jota: pemain berbakat, suami dan ayah yang baru memulai babak baru dalam hidupnya.

Tragedi ini menjadi peringatan tentang pentingnya keselamatan dalam kendaraan berkecepatan tinggi—apapun jenis dan situasinya.