Pameran Seni Rupa di Rumah Utik Tegal Suguhkan Karya Kreatif Anak

Seorang bapak sedang melihat lukisan dari karya anaknya saat Pameran Seni Rupa di Rumah Utik, Pecabean, Pangkah, Kabupaten Tegal.
Seorang bapak sedang melihat lukisan dari karya anaknya saat Pameran Seni Rupa di Rumah Utik, Pecabean, Pangkah, Kabupaten Tegal.

SLAWI, diswaysolo.id – Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional, Komunitas seni lintas Jawa-Bali mengadakan pameran seni rupa. Kegiatan selama dua hari, Sabtu-Minggu, 28-29 Juni 2025, bertempat di Rumah Utik, Jalan Purwitasari RT 13/RW 04, Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.

Koordinator acara Pameran Seni Rupa, Miki mengatakan, pameran seni rupa dengan tema “Nanti Tuhan Marah” itu menampilan karya-karya kreatif dari anak-anak. Hal itu untuk mendukung minat bakat kreativitas.

Gelaran pameran seni rupa jauh dari perkotaan. Hal ini bukan tanpa alasan. Menurut Miki, pameran di Rumah Utik Pecabean tersebut sesungguhnya bukan karena ruang, melainkan siapapun mampu memiliki seni.

”Jadi kenapa pilih di kampung (pedesaan), harapannya agar semuanya bisa ikut menikmati. Jika kegiatannya di galeri atau taman budaya, paling yang datang hanya penikmat seni saja, tapi jika di kampung saya yakin semua orang bisa menikmati,” katanya.

Nanti Tuhan Marah

Maksud dari tema “Nanti Tuhan Marah”, lanjut Miki, memiliki makna yang luar biasa. Antara lain, jangan buang sampah sembarangan dan “Nanti Tuhan Marah”. ”Marahnya seperti apa? lah marahnya nanti bencana alam bisa banjir, longsor. Jadi ada pesan moralnya,” imbuhnya.

Miki menyebut, kegiatan komunitas ini tidak hanya pameran seni rupa, ada pula workshop penerapan teknik batik pada karya seni rupa. ”Target kami, bisa mengembangkan lebih besar dalam menggali potensi minat bakat dari warga Kabupaten Tegal yang memiliki jiwa seni untuk bisa lebih terbentuk lagi,” bebernya.

Kenalkan Karya Seni

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Pecabean Muhammad Nofal berharap, pameran seni rupa menjadi sarana untuk meningkatkan masyarakat terhadap seni. Selain itu, memperkenalkan karya seni dan menjadi wadah bagi seniman untuk berkarya serta berinteraksi dengan publik.

Baca Juga:  Lagi Trending! Ridwan Kamil Ajukan Protes ke Petugas Bandara Ngurah Rai Karena Keterlambatan Pesawat

”Memang benar, sebuah seni itu tidak bisa memaksa pada setiap orang, tapi secara alamiah seni ini bisa mengekspresikan sesuatu melalui gambar maupun alat,” jelasnya.

Nofal menyebut, pameran seni rupa ini baru digelar pertama kali di Desa Pecabean. Dia mengapresiasi kegiatan ini demi kemajuan anak-anak muda inspiraitif. ”Semoga kedepan bisa lebih maju dan berkembang sesuai dengan tujuan,” harapnya.