Finalis Miss Indonesia 2025 Dicoret

JAKARTA,diswaysolo.id – Panitia Miss Indonesia 2025 menegaskan langkah tegas dengan mencoret finalis asal Papua Pegunungan, Merince Kogoya, setelah video lama ia mengibarkan bendera Israel kembali viral.

Dalam waktu singkat, Finalis Miss Indonesia ini menyampaikan klarifikasi melalui media sosial. Ia menegaskan bahwa aksinya bukan dukungan politik atau Zionisme, melainkan ekspresi religius sebagai pemeluk agama Kristen yang mendoakan damai bagi Israel.

Meski Merince Finalis Miss Indonesia mengaku bahwa tindakannya merupakan bagian dari keyakinan religius sebagai umat Kristen, panitia memutuskan untuk mencoretnya dari kompetisi guna menjaga citra ajang dan menghormati sensitivitas publik.

Berikut ulasan selengkapnya mengenai perilaku finalis miss Indonesia ini. Simak sampai akhir ya!

Kronologi Polemik

1. Jejak Digital Viral
Video pengibaran bendera Israel oleh Merince dua tahun lalu tiba-tiba tersebar kembali dan menjadi viral di media sosial. Banyak yang menafsirkan aksi itu sebagai dukungan terhadap Zionisme. 

2. Diskualifikasi Finalis
Menanggapi tekanan publik, panitia Miss Indonesia mengambil sikap cepat dengan memulangkan Merince dari masa karantina pada 26 Juni 2025. Ia kemudian digantikan oleh runner-up, Karmen Anastasya. 

3. Klarifikasi Merince
Melalui Instagram, Merince menjelaskan bahwa videonya murni sebagai bentuk ibadah. 

4. Permintaan Maaf dan Kekecewaan
Merince menyampaikan permintaan maaf pada masyarakat Papua Pegunungan, tim pendukung, dan keluarganya. Ia juga mengungkapkan kekecewaan karena pemulangan finalis berlangsung cepat sebagai respons tekanan publik. 

Mayoritas warganet menyambut positif tindakan tegas panitia. Mereka menilai Merince tidak mewakili nilai-nilai nasionalisme dan solidaritas terhadap Palestina. 

Namun ada juga yang memahami bahwa aksi Merince bukan bentuk dukungan politik, melainkan ekspresi keyakinan pribadi sebagai bentuk doa.

Pihak Merince dan sejumlah netizen menyatakan jelas bahwa pengibaran bendera Israel dilakukan dalam konteks doa, bukan sikap ideologis.

Baca Juga:  7 Restoran Keluarga di Solo, Enak Nyaman untuk Kulineran Seru

Sebaliknya, publik menilai situasi geopolitik dan konflik Israel–Palestina membuat tindakan ini jauh dari netral.

Dalam konteks nasional, dukungan terhadap Israel sangat sensitif di Indonesia, dengan mayoritas publik memihak Palestina. Karenanya, panitia mengambil keputusan preventif demi menjaga reputasi acara.

Dampak dan Implikasi

  1. Citra Ajang Terkontrol
    Miss Indonesia menunjukkan bahwa pihak penyelenggara tak ragu bertindak tegas agar tetap sejalan dengan pandangan dan nilai masyarakat.

  2. Pentingnya Sensitivitas Finalis
    Finalis ajang nasional harus sadar dengan peran sosialnya. Aksi yang dianggap kontroversial bisa berdampak fatal bagi reputasi pribadi dan ajang.

  3. Debat Agama dan Ekspresi Pribadi
    Kasus ini memunculkan diskusi soal batas ekspresi religius dan simbol politik yang dapat memicu reaksi publik

Kasus Merince Kogoya membuka babak baru tentang sensitivitas ajang nasional terhadap isu global. Meskipun ia menegaskan motivasi religius, tekanan publik dan nilai kolektif mengarahkan panitia pada keputusan cepat.

Ajang Miss Indonesia pun menunjukkan komitmen menjaga reputasi sesuai aspirasi masyarakat.

Kedepannya, penting bagi peserta menyadari bahwa setiap tindakan memiliki makna simbolis di mata publik — khususnya pada isu yang melibatkan konflik dan polaritas tinggi.