SRAGEN, diswaysolo.id – Kondisi jembatan Kedung Teropong yang seharusnya mendukung kelancaran akses masyarakat dan ekonomi di Kabupaten Sragen, yang menghubungkan Kecamatan Celep (Kedawung) dan Jirapan (Masaran), semakin memprihatinkan. Kondisi jembatan kedung teropong di Sragen.
Jembatan peninggalan Belanda ini, yang menjadi urat nadi transportasi warga, sudah dua hingga tiga tahun tidak mendapatkan perbaikan. Padahal, setiap hari dilalui oleh truk bertonase besar yang mengangkut beras, pasir, dan hasil bumi lainnya.
Tokoh masyarakat Sragen, Suyadi Kurniawan, menyatakan kekecewaannya. “Sudah diajukan sejak tahun lalu, kabarnya sudah dicek oleh DPU (Dinas Pekerjaan Umum), tetapi hingga kini belum ada tindakan,” kata Suyadi.
Dalam artikel ini akan kami ulas tentang kondisi jembatan kedung teropong di Sragen yang sangat memprihatinkan bisa mengancam keselamatan pengguna jalan. Mari kita simak dan baca sampai selesai ya!
Kondisi Jembatan Kedung Teropong di Sragen Memprihatinkan
Jembatan Kedung Teropong yang memiliki panjang sekitar 25 meter dan lebar 3 meter ini dianggap tidak layak lagi. Menurut Suyadi, lebar idealnya adalah 5-6 meter agar dapat menopang lalu lintas berat.
Di sekitar jembatan ini terdapat banyak sekolah, pasar, penggilingan padi, dan area pertanian yang sangat bergantung pada akses ini. “Jika tidak segera diperbaiki, kami minta untuk bergabung dengan Karanganyar saja.
Seharusnya perbatasan ini menjadi skala prioritas,” tegas Suyadi, meluapkan kekecewaan warga. Ia menyatakan bahwa saat ini jembatan masih dapat dilalui, tetapi kondisinya sangat memprihatinkan.
Apabila jembatan ini mengalami kerusakan total, warga harus memutar sejauh sekitar 3 kilometer, yang tentunya akan mengganggu aktivitas ekonomi dan pendidikan.






