Klaten,diswaysolo.id – Prosesi pemakaman pasangan suami-istri asal Desa Kalikebo, Klaten yang menjadi korban kecelakaan bus di Tol Semarang berlangsung haru dan penuh duka.
Pemakaman jenazah keduanya dalam satu liang lahat. Sebuah keputusan keluarga yang mencerminkan ikatan erat pasangan tersebut.
Kecelakaan tragis ini terjadi di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Semarang. Melibatkan bus PO Cahaya Trans yang membawa puluhan penumpang.
Peristiwa ini kembali menyentuh hati masyarakat setempat dan menimbulkan rasa simpatik dari ratusan pelayat yang hadir mengikuti prosesi.
Duka di Kalikebo
Kecelakaan lalu lintas tragis yang menewaskan pasangan suami-istri, Yanto (47) dan Listiana (44), terjadi pada dini hari di Exit Tol Krapyak, Semarang saat bus PO Cahaya Trans yang mereka tumpangi melaju dari Jakarta menuju Yogyakarta.
Ada dugaan, bus tersebut kehilangan kendali sebelum menabrak pembatas jalan tol dan terguling. Kemudian menimbulkan puluhan korban jatuh dan beberapa meninggal dunia.
Dari total penumpang yang ada, sebanyak 16 orang tewas dalam insiden tersebut.
Prosesi pemakaman pasangan tersebut pada siang hari di pemakaman umum Desa Kalikebo, Trucuk, Klaten.
Kedua jenazah berangkat dari rumah duka dengan iringan ambulans. Kemudian hadir ratusan pelayat, mulai dari keluarga, kerabat, hingga warga setempat.
Tangis kesedihan menggema sejak bawa peti jenazah ke ambulans sampai proses penguburan berlangsung.
Karena status mereka sebagai pasangan suami-istri yang sudah lama bersama dan hubungan yang sangat dekat, pihak keluarga memutuskan bahwa pemakaman keduanya dalam satu liang lahat.
Meskipun liang itu satu, dua gundukan tanah terbuat terpisah di atasnya dan batu nisan tersusun berjajar agar masing-masing korban tetap ada penghormatan dengan layak.
Warga setempat menggambarkan almarhum sebagai pasangan yang baik dan saling peduli terhadap lingkungan sekitar.
Mereka sering pulang kampung ketika ada acara keluarga maupun kabar duka.
Kesedihan pun semakin dalam karena kedua korban meninggalkan anak dan cucu yang masih harus terus melanjutkan hidup tanpa kehadiran kedua orang tua mereka.
Kecelakaan ini tidak hanya merenggut nyawa pasutri dari Klaten, tetapi juga menimbulkan duka bagi banyak keluarga lainnya.
Pemerintah dan pihak berwenang, seperti kepolisian dan tim Disaster Victim Identification (DVI), aktif melaksanakan identifikasi korban serta memberi layanan terbaik kepada keluarga korban.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bahkan memastikan akan menanggung seluruh proses pemulangan jenazah ke rumah duka masing-masing.
Peristiwa kecelakaan bus di Tol Semarang yang menewaskan 16 penumpang ini meninggalkan duka mendalam, terutama bagi keluarga korban seperti pasangan suami-istri asal Klaten yang dimakamkan bersama di satu liang lahat.
Prosesi pemakaman yang penuh haru mencerminkan kasih sayang yang tak terpisahkan antara mereka berdua, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam perjalanan jauh.
Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan untuk menerima cobaan ini dan seluruh korban mendapatkan tempat terbaik di sisiNya.






