Klaten,diswaysolo.id – Sejumlah layanan darurat di Klaten menjadi korban panggilan palsu yang diduga terkait praktik pinjaman online (pinjol) ilegal.
Petugas Damkar, dua unit ambulans, serta driver ojek online menerima laporan darurat lewat telepon dan WhatsApp yang ternyata fiktif.
Mereka mengarahkan ke sebuah perumahan di Prambanan. Namun setibanya di lokasi tidak menemukan situasi darurat apa pun.
Insiden ini memicu kritik terhadap penyalahgunaan layanan bantuan cepat yang seharusnya berfungsi untuk menyelamatkan nyawa dan harta benda warga.
Modus Teror Pinjol
Kejadian bermula ketika Regu 1 Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Klaten menerima laporan melalui telepon pada Sabtu sore.
Pelapor mengklaim terjadi kebakaran di sebuah rumah di Perumahan Wiratama 3, Kecamatan Prambanan.
Mendapat laporan itu, markas langsung meminta nomor telepon pelapor sekaligus share location untuk memastikan titik kejadian. Petugas kemudian bergegas menuju lokasi sesuai arahan.
Tidak hanya Damkar yang merespons laporan tersebut. Relawan ambulans dari Kecamatan Wedi dan driver ojek online juga menerima notifikasi permintaan bantuan.
Relawan ambulans awalnya menerima panggilan tentang seorang ibu yang hendak melahirkan.
Mereka meminta pindah ke WhatsApp dan meminta mengirimkan share location. Selain itu, foto KTP pemilik rumah yang karbanya mengalami kondisi darurat.
Driver ojol pun menerima orderan yang membawa mereka ke alamat yang sama.
Petugas Damkar dan awak ambulans tiba di lokasi yang disebutkan dalam laporan. Namun, situasi justru terlihat sepi tanpa tanda-tanda kebakaran ataupun kondisi medis darurat.
Rumah yang diklaim mengalami kejadian itu kosong dan tidak menunjukkan indikasi apa pun.
Bahkan layanan kurir Lalamove yang juga dipanggil ternyata menemukan hal serupa saat menunggu di lokasi.
Laporan Tidak Benar
Semua tim akhirnya berkumpul di area yang sama dan menyadari bahwa laporan yang mereka tanggapi tidak benar adanya.
Saat mencoba menghubungi nomor yang menyebutkan sebagai pemilik rumah yang melaporkan, relawan ambulans justru menerima balasan mengejutkan.
Mereka memberi tahu bahwa panggilan itu merupakan bentuk teror terkait pinjaman online (pinjol). Dugaan ini muncul karena pola komunikasi dan nomor telepon yang menggunakan terlihat tidak kredibel. Selain itu, tidak bisa menghubungi ulang setelah laporan palsu terkirim.
Dugaan ini menurut mereka menunjukkan semakin kreatifnya upaya pihak tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan laporan darurat demi tujuan tertentu.
Kejadian panggilan palsu semacam ini membawa dampak serius. Tim Damkar dan ambulans harus meninggalkan posnya dan menempuh perjalanan demi memenuhi permintaan bantuan yang ternyata fiktif.
Hal ini dapat menunda respons terhadap kejadian darurat yang benar-benar terjadi, memperbesar risiko kecelakaan lalu lintas saat perjalanan menuju lokasi,. Selain itu, membuang sumber daya dan waktu yang sangat butuh masyarakat dalam kondisi sesungguhnya.
Petugas sangat menyayangkan penyalahgunaan laporan darurat karena bisa berdampak pada keselamatan umum.
Insiden panggilan palsu yang melibatkan layanan darurat di Klaten menjadi peringatan serius bahwa kemajuan teknologi komunikasi juga bisa penyelahgunaan.
Laporan darurat adalah alat penting yang harus dijaga kredibilitasnya agar petugas yang siap siaga tidak sia-sia.
Masyarakat ada imbauan untuk menggunakan layanan darurat secara bertanggung jawab. Selain itu, segera melaporkan setiap tindakan kriminal yang mencurigakan kepada pihak berwajib.
Selain itu, aparat perlu memperkuat mekanisme verifikasi agar laporan palsu bisa diminimalkan sehingga sumber daya untuk menyelamatkan orang lain tetap optimal.






