SOLO, diswaysolo.id– Pasar saat ini bukan hanya sekadar sebagai tempat bertransaksi antara penjual dan pembeli tapi lebih dari itu, tempat ini juga menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang ada di sekitarnya.
Jangan lewatkan untuk mampir ke pasar tradisional yang ada di sana, ada beberapa pasar tradisional di Solo terlengkap ini wajib jadi tujuan wisatamu.
Berkunjung ke Kota Bengawan kurang lengkap rasanya jika tidak menjelajah pasar-pasar tradisionalnya, oleh karena itu jejak kehidupan masa lalu dan modern saling bertaut untuk menghadirkan pengalaman unik bagi siapa saja yang datang.
Zaman yang sudah semakin modern membuat banyak pasar tradisional ditinggalkan oleh masyarakat, tapi kini banyak pasar tradisional yang punya ciri khasnya sendiri.
BACA JUGA:Pasar Kembang Unik di Solo: Harga Terjangkau dan Super Lengkap</strong>
8 Pasar Tradisional Solo 2025
1. Pasar Gede Hardjonagoro
Bukan rahasia umum lagi kalau Pasar ini bukan hanya tempat untuk jual dan beli berbagai kebutuhan sehari-hari, lebih dari itu pasar yang telah dibangun seja 1927 menjadi salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan yang tengah berkunjung ke Kota Solo.<br class=”yoast-text-mark” />>>Pada wisata Pasar ini juga terdapat berbagai kuliner menarik yang sangat populer dan bahkan menjadi incaran bagi masyarakat dari luar daerah Solo.
2. Pasar Nusukan
Selanjutnya ada Pasar Nusukan yang menjadi bagian dari wilayah Mangkunegaran, tempat belanja yang telah ada sejak 1958 ini menjadi tujuan belanja favorit bagi warga Kota Solo yang berada di bagian utara.
Selain dapat berbelanja kebutuhan sehari-hari tersedia juga beberapa kuliner yang sayang untuk dilewatkan, lokasinya di jalan Kapten Piere Tendean No. 87b, Nusukan, Banjarsari, Surakarta.
3. Pasar Klewer
Tempat ini merupakan pasar tradisional di Solo yang menjual aneka baju batik, daster dan kain batik, selain itu banyak oleh-oleh tersedia di sini, mulai dari makanan, keris, blangkon khas solo dan lainnya.
Nama Pasar Klewer sendiri ada dari banyaknya baju dagangan yang bergantungan di kios dan tembok pasar. Sudah ada sejak masa penjajahan Jepang.
4. Pasar Legi
Tempat jual beli yang satu ini cukup ikonik di Kota Surakarta, Nama “legi” diambil dari salah satu hari dalam penanggalan jawa yang dahulu dikenal sebagai hari paling ramai pasar ini dikunjungi oleh para pembeli.
Letaknya sangat strategis, dekat dengan Terminal Tirtonadi dan Stasiun Balapan, dibangun pada masa Mangkunegara I dan berada di bawah pengawasan Mangkunegaran.
BACA JUGA:Pilihan Kuliner Hangat di Pasar Gede Solo Saat Musim Hujan</p>
5. Pasar Antik Triwindu
Selanjutnya ada pasar di Solo lainnya adalah Antik Triwindu, destinasi belanja ini akan tepat untuk dikunjungi sebagai tempat membeli oleh-oleh bagi keluarga di rumah.
6. Pasar Jongke
Pasar ini terbagi menjadi dua zona utama barat dan timur. Lokasi tepatnya di Jalan Dr. Rajiman, Pajang, di Kecamatan Laweyan, Kota Solo. Buka dari pukul 04.00 pagi hingga 02.00 dini hari.
Pasar Jongke menyediakan berbagai pilihan mulai dari jam 08.00 pagi hingga 22.00 malam. Pengunjung bisa menemukan aneka camilan unik dan lezat seperti mete, abon, ceker, dan belut.
7. Pasar Klithikan Notohardjo
Tempat wisata Solo ketujuh di daftar ini adalah Pasar Klithikan Notohardjo, pasar satu ini termasuk pasar yang cukup muda di antara pasar-pasar lainnya yang sudah sebutkan sebelumnya.
Setiap tahunnya tempat belanja ini sendiri mulai banyak pedagang. Wajar saja mengingat para pedagang tidak harus membayar sewa tempat lapak mereka dagang.
BACA JUGA:Mencicipi Kuliner di Pasar G</strong>ede Solo, Ada Apa Saja Ya?
8. Pasar Gading Surakarta
Bagi kamu yang tertarik dengan dunia wisata belanja. Karena itu, wajib mengunjungi pasar yang telah menjadi bagian dari kehidupan warga Solo sejak 1981.
Lokasinya yang strategis (jalan veteran, kawasan gajahan) juga dengan fasilitas pasar yang cukup memadai. Sebab, ada kamar mandi, musala, kantor pengelola, dan bak penampung sampah.
Itulah 8 daftar pasar tradisional di Solo yang bisa kamu kunjungi. Ini semua untuk merasakan denyut kehidupan lokal yang masih kental dengan nuansa tradisional.
Setiap pasar memiliki ciri khas tersendiri, baik dari sisi komoditas, suasana, maupun nilai historis yang melekat di dalamnya.






