Dia menilai perlunya Bantuan Benih/Modal Darurat. Pemerintah Kabupaten harus segera mencari dana kompensasi untuk mengganti modal tanam benih yang gagal hingga tiga kali. Ini harus menjadi tanggung jawab terkait dan tidak bisa menunggu bantuan dari Pemerintah Pusat.
Selanjutnya, DPU harus segera mencari cara untuk mengurangi debit air yang terjebak di Jono, meskipun normalisasi total baru akan dilakukan pada tahun 2026.
Kemudian, langkah Solusi Jangka Panjang adalah Prioritas Anggaran. Memastikan anggaran sebesar Rp 150 Juta untuk pengerukan 900 meter saluran utama yang telah disampaikan sebelumnya adalah prioritas utama dan harus dilaksanakan pada awal Januari 2026.
Jika memungkinkan, gunakan skema pergeseran anggaran untuk memulai di sisa akhir tahun anggaran 2025.
Selanjutnya, harus ada Realisasi Syarat Kades Gawan yaitu Membangun gorong-gorong atau saluran permanen yang memenuhi syarat Kades Gawan sehingga semua pihak memiliki jaminan teknis bahwa wilayahnya tidak akan menjadi korban genangan.
Dia meminta konsistensi keputusan Bupati bahwa penanganan sengketa perbatasan ini diambil alih sepenuhnya oleh Kabupaten, sehingga konflik antar-desa dapat dihindari. “Solusi itu harus dilakukan secara bertahap, tetapi progresnya harus jelas. Jangan sampai krisis pangan di tingkat petani ini merusak citra Sragen sebagai penyangga pangan nasional,” tutup Endro.
Terpisah, Tokoh Masyarakat dari Utara Bengawan, Tatag Prabawanto menilai langkah Pemkab Sragen dalam menyikapi konflik petani di Desa Jono, Tanon lamban dalam mengambil kebijakan untuk melayani keluhan para petani.
“Pemkab atau Bupati seharusnya bisa mengambil diskresi terkait permasalahan yang ada. Tidak perlu menunggu, mumpung curah hujan belum tinggi dan untuk meminimalisir konflik di bawah,” ucapnya.
Di sisi lain, ia juga menekankan sosok Bupati Sragen yang berasal dari keluarga petani, dan menegaskan bahwa seharusnya ia dapat memberikan solusi yang konkret bagi para petani. “Terlebih lagi, bupati yang berasal dari anak petani seharusnya lebih peka terhadap masalah yang dihadapi petani,” jelasnya.






