Temuan Kerangka Manusia di Hutan Gesing Wonogiri, Identitas Teridentifikasi

Wonogiri,diswaysolo.id – Warga di Desa Gesing, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri digemparkan — sebuah kerangka manusia ditemukan di kawasan hutan pegunungan terpencil pada pagi hari.

Temuan ini segera dilaporkan ke aparat setempat dan proses evakuasi serta identifikasi pun dilakukan.

Setelah beberapa pemeriksaan, kerangka tersebut akhirnya terungkap identitasnya, membawa penutupan atas misteri hilangnya warga setempat.

Kisah ini menjadi pengingat kelabu tentang rentannya keselamatan manusia di wilayah terpencil.

Tragedi di Hutan Gesing 

Kerangka manusia pertama kali ketemu pada Senin, 1 Desember 2025, sekitar pukul 06.30 WIB oleh warga yang sedang mencari rumput untuk pakan ternak di kawasan hutan Hutan Tinasat, Desa Gesing, Kecamatan Kismantoro.

Setelah penemuan, warga segera melapor ke Ketua RT, kemudian diteruskan ke aparat desa dan kepolisian.

Tim dari kepolisian bersama perangkat desa dan unsur pemerintahan kecamatan langsung datang ke lokasi dan memasang garis polisi. Kemudian mengevakuasi kerangka menggunakan kantong jenazah.

Karena lokasi berada di pegunungan dan hanya bisa terjangkau lewat jalan setapak, proses evakuasi berjalan penuh kehati-hatian.

Awalnya, petugas belum bisa memastikan jenis kelamin atau identitas kerangka tersebut karena kondisi tulang dan sisa-sisa mayat.

Namun dugaan muncul bahwa kerangka itu milik seseorang yang hilang pada awal tahun. Seorang warga setempat bernama Tukirah, 69, yang hilang sejak 31 Januari 2025.

Identifikasi ada perkuat saat petugas menemukan barang-barang di lokasi yang sama dengan milik Tukirah. Sandal sebelah kiri warna kuning merk Melly dan sepasang pakaian pendek warna hitam. Sesuai dengan pakaian terakhir yang dikenakan Tukirah saat terakhir meninggalkan rumah.

Setelah keluarga dan saksi membenarkan kesamaan barang, kepolisian memastikan bahwa kerangka itu memang milik Tukirah.

Baca Juga:  Pantai di Wonogiri ini Punya Pesona yang Menakjubkan

Tim medis dari Puskesmas Kismantoro melakukan pemeriksaan terhadap kerangka dan melaporkan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau indikasi tindak pidana pada tulang belulang tersebut.

Dengan demikian, diperkirakan korban meninggal bukan akibat kekerasan, melainkan kemungkinan sebab alami — walau faktor pasti penyebab kematian tidak diungkap secara detail.

Serahkan ke Pihak Keluarga

Setelah proses identifikasi selesai, kerangka diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Keluarga korban menyatakan ikhlas dan membuat surat pernyataan tidak meminta proses autopsi lebih lanjut.

Kasus ini menyoroti dua hal penting. Pertama, pentingnya dokumentasi lengkap dan pelaporan ketika seseorang hilang — agar saat penemuan kembali, identifikasi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan akurat.

Tanpa barang milik korban maupun catatan kejadian hilangnya orang, penemuan kerangka bisa tetap jadi misteri tanpa penegasan identitas.

Kedua, lokasi hutan terpencil dan medan sulit memperlihatkan betapa rentannya orang yang hilang di daerah terpencil — terutama jika dibiarkan terlalu lama.

Upaya patroli, pencarian intensif, serta peran aktif masyarakat lokal menjadi krusial agar tragedi serupa bisa dicegah lebih awal.

Penemuan kerangka manusia di Hutan Tinasat, Gesing — dan identifikasi yang mengungkapnya sebagai warga setempat yang hilang beberapa bulan lalu — menutup satu misteri sekaligus membuka kesadaran.

Kasus ini menunjukkan pentingnya kerjasama antara warga, keluarga, dan aparat untuk memastikan bahwa setiap kehilangan ditangani serius.

Semoga ke depan, sistem pelaporan warga hilang dan respon cepat bisa diperkuat, sehingga tragedi senyap di hutan-hutan terpencil bisa diminimalkan.