Klaten  

Tersengat Koloni Lebah Hutan, Peringatan Bagi Pekerja Tegalan

Klaten,diswaysolo.id – Pada Rabu pagi, seorang petani di Dusun Jatirejo, Desa Sedayu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten diserang oleh kawanan lebah hutan saat sedang membersihkan rumput di tegalan.

Akibat serangan tersebut, korban ke rumah sakit. Sebab, mengalami pembengkakan parah dan sempat nyaris tak sadarkan diri.

Insiden ini membuka kembali kekhawatiran warga terhadap keberadaan sarang lebah di area ladang yang berdekatan dengan permukiman.

Kisah ini menunjukkan betapa rentannya petani ketika berhadapan dengan bahaya tersembunyi di alam.

Sengatan Koloni Lebah Hutan

Pada sekitar pukul 09.00–10.00 WIB, korban yang bernama Ranto Sutrisno, 50, sedang membersihkan dan mencari rumput di tegalan Desa Sedayu. Ternyata, tiba-tiba muncul sejumlah besar lebah dengan istilah tawon Gung menyerang secara tiba-tiba.

Warga setempat menggambarkan “lebah kecil”, berbeda dari tawon besar seperti Vespa, namun serangannya tetap bisa sangat menyakitkan dan berbahaya.

Mendengar teriakan, perangkat desa segera keluar untuk membantu. Dalam kepanikan, korban berlari melewati halaman depan kantor desa. Warga berupaya mengusir lebah meskipun jumlahnya ratusan.

Korban berhasil selamat setelah penghalauan. Namun kondisi tubuhnya sudah membengkak dan kesadarannya menurun. Ia kemudian lari ke RS PKU Muhammadiyah Jatinom untuk perawatan intensif.

Setelah insiden, warga bersama relawan desa dan kecamatan melakukan penyisiran di lokasi. Mereka menemukan bahwa sarang lebah berada di seberang jurang, dengan tegalan korban berada di sisi lain jurang — lokasi yang secara fisik berdekatan tetapi kurang terlihat dari permukiman.

Lari korban sampai sekitar 500 meter, namun lebah tetap mengejar hingga sempat bercampur dekat area balai desa.

Menurut data dari pihak berwenang, tawon Gung ini masuk kategori sebagai lebah hutan. Bukan tawon jenis biasa seperti Vespa affinis.

Baca Juga:  Fakta Menarik dari Kabupaten Klaten, Punya Julukan Kota Seribu Candi

Meski berukuran kecil, ketika koloni menyerang, terutama dalam jumlah besar, efek sengatannya bisa serius, bahkan bisa mematikan jika tidak segera tertangani.

Kemanan Jadi Persoalan

Menurut catatan, beberapa kejadian serupa sudah pernah terjadi di wilayah lain di Klaten. Misalnya di Desa Gemampir, Kecamatan Karangnongko. Beberapa warga juga pernah ke rumah sakit usai terserang lebah hutan.

Keamanan menjadi persoalan serius. Di satu sisi, warga dan petani bergantung pada ladang dan tegalan untuk mencari penghidupan.

Di sisi lain, keberadaan sarang lebah — sering tersembunyi di pohon, tebing, atau area tak terduga — membuat aktivitas sederhana seperti mencari rumput atau membersihkan ladang bisa berubah menjadi sangat berisiko.

Perlu upaya bersama antara warga, aparat desa, dan instansi terkait untuk melakukan identifikasi dan evakuasi sarang lebah secara terencana agar kejadian serupa dapat dicegah ke depan.

Peristiwa di Desa Sedayu, Klaten ini menjadi pengingat nyata bahwa bahaya di alam — seperti koloni lebah hutan — bisa mengintai siapa saja, termasuk petani yang menjalankan aktivitas sehari-hari.

Kesigapan warga setempat dan relawan sangat menentukan hasil penyelamatan, tetapi tindakan preventif jauh lebih penting agar serangan tidak terulang.

Ke depan, diperlukan kesadaran kolektif untuk menginventarisasi potensi sarang lebah di sekitar area pertanian, serta edukasi bagi petani agar mengenali tanda-tanda keberadaan koloni lebah.

Dengan demikian, keselamatan petani bisa lebih dijamin tanpa mengurangi produktivitas pertanian