Keunggulannya terletak pada filosofi permainan yang berbasis penguasaan bola, struktur taktis yang rapi, pemahaman budaya sepak bola Asia, serta pengalaman dalam menghadapi tekanan tinggi di level tim nasional. Casas dianggap sebagai kandidat paling “aman” dan paling sesuai dengan kebutuhan PSSI saat ini.
4. Frank de Boer
Jika perwakilan PSSI berada di Belanda, maka nama Frank de Boer menjadi salah satu kandidat yang logis. Meskipun kariernya sempat merosot saat melatih Inter Milan dan Crystal Palace, De Boer tetap memiliki reputasi yang besar berkat keberhasilannya bersama Ajax Amsterdam.
Ia dikenal memiliki gaya taktik yang jelas, disiplin, dan berani. Namun, karakter keras kepalanya bisa menjadi tantangan tersendiri jika tidak sejalan dengan arah federasi.
5. Timur Kapadze
Nama Timur Kapadze menarik perhatian banyak orang. Kapadze dikenal sebagai sosok penting dalam perkembangan sepak bola muda di Uzbekistan. Sumardji menyatakan bahwa pihaknya telah beberapa kali berkomunikasi dengan Kapadze melalui telepon dan video call.
Meskipun mungkin tidak sekuat kandidat lainnya, Kapadze dipastikan ada dalam radar resmi PSSI karena dianggap memiliki visi jangka panjang.
PSSI Tetap Tutup Mulut Soal Kandidat Resmi
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa nama resmi para kandidat tidak akan diumumkan hingga proses seleksi benar-benar selesai.
Langkah ini diambil untuk menjaga profesionalisme dan menghindari spekulasi liar yang dapat mengganggu negosiasi. Di tengah pencarian pelatih baru ini, Indonesia sedang berada dalam momentum pembangunan generasi emas.
Baca juga: Timnas Indonesia Mengundang 27 Pemain Untuk Bertanding Melawan Kuwait dan Lebanon, Simak Daftarnya!
Banyak talenta muda bermunculan dari liga dan kompetisi kelompok umur, sehingga pelatih kepala yang baru akan memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan arah Timnas Indonesia untuk bertahun-tahun ke depan.
Semua Menunggu Babak Akhir
Dalam beberapa hari atau minggu ke depan, teka-teki mengenai siapa pelatih kepala baru Indonesia kemungkinan besar akan terjawab. Siapapun yang akhirnya terpilih, ia akan memegang kunci masa depan sepak bola Indonesia.
Publik diharapkan tetap memberikan dukungan dan tidak terjebak dalam narasi negatif yang bisa mengganggu fokus tim.






