Sragen  

Perempuan Kerajaan dan PBB Sambangi Pabrik Garmen Sragen

Sragen,diswaysolo.id – Maxima Zorreguieta Cerruti melakukan kunjungan ke sebuah pabrik garmen di Ngrampal, Sragen.

Kehadirannya bukan sebagai Ratu Belanda menjunjung tahta, melainkan dalam kapasitasnya sebagai Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Kesehatan Finansial (UNSGSA).

Kunjungan tersebut fokus pada pemantauan implementasi program Reimagining Industries to Support Equality (RISE) yang penerapannya di pabrik garmen.

Lewat interaksi langsung dengan pekerja, Maxima ingin meninjau sejauh mana program tersebut membantu stabilitas ekonomi dan kesejahteraan pekerja industri.

Pabrik Garmen Sragen 

Pada pagi hari itu, Maxima tiba di pabrik garmen milik PT Glory Industrial di Ngrampal, Sragen sekitar pukul 10.37 WIB.

Ia mengenakan busana kuning dengan gaya sederhana, melambangkan kehangatan dan keterbukaan.

Kedatangan ini bagian dari agenda UNGSSA, dan pabrik tersebut dipilih karena dianggap sebagai contoh positif dari penerapan program RISE.

Selama kunjungan, Maxima berbincang dengan empat pekerja pabrik. Ia menanyakan pengalaman mereka sebelum dan sesudah bergabung dengan program RISE, terutama terkait pengelolaan keuangan pribadi dan akses terhadap fasilitas keuangan seperti kredit perbankan.

Salah satu pekerja, yang memilih untuk tetap anonim, mengungkapkan bahwa sebelum ada program tersebut, mereka tidak memiliki sistem keuangan yang jelas.

Kini, mereka bisa membuat anggaran, mencatat pengeluaran, dan memahami ke mana uang mereka digunakan.

“Sekarang setelah mengikuti program RISE kami bisa membuat budgeting dan tahu ke mana uang kami pergi,” ujar pekerja itu.

Selain berbicara soal keuangan, kunjungan ini juga memunculkan apresiasi dari pihak manajemen pabrik dan pemerintah daerah. Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, menyatakan bahwa kehadiran Maxima memberikan semangat baru untuk upaya peningkatan kesejahteraan pekerja dan perkembangan pabrik secara finansial.

Sementara itu, Senior Manager PT Glory, Mashuri, menegaskan bahwa program RISE dan fokus pada kesetaraan gender menjadi alasan utama perusahaan terpilih sebagai lokasi kunjungan.

Baca Juga:  Di Sragen Pelaku Vandalisme Telah Ditangkap, Tiga Anak Diduga Hanya Iseng

Menurutnya, program ini tidak hanya mempengaruhi karyawan di tempat kerja, tetapi juga membantu stabilitas finansial di rumah tangga pekerja.

Manfaat dari program RISE — seperti kemampuan pengelolaan keuangan pribadi dan akses kredit yang sehat — tampak memberi dampak nyata.

Para pekerja mengaku merasa lebih aman secara finansial, memiliki kontrol terhadap pengeluaran, dan mampu merencanakan masa depan dengan lebih baik.

Ini menjadi sinyal bahwa program semacam ini dapat membantu pekerja garmen dan industri tekstil dalam mencapai kesejahteraan jangka panjang.

Kehadiran utusan PBB sekaliber Maxima juga memberi efek simbolis: bahwa isu keuangan pekerja dan kesejahteraan dalam dunia industri menjadi perhatian global.

Bukan Sekedar Seremoni

Dengan demikian, kunjungan ini bukan sekadar seremoni, tetapi wujud komitmen terhadap peningkatan kondisi hidup pekerja melalui edukasi finansial dan kebijakan perusahaan yang berorientasi manusia.

Kunjungan Maxima ke pabrik garmen di Sragen menunjukkan bahwa program seperti RISE bisa menjadi alat penting dalam memperbaiki kesejahteraan pekerja industri.

Lewat edukasi finansial dan akses kredit yang sehat, pekerja mendapatkan kontrol lebih atas kehidupan ekonomi mereka.

Inisiatif ini bisa menjadi model bagi pabrik-pabrik lain di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Semoga lebih banyak perusahaan dan pemangku kebijakan yang terinspirasi untuk mengadopsi program serupa, demi masa depan pekerja yang lebih stabil dan sejahtera.