Semarang,diswaysolo.id – Warga Muktiharjo Kidul, Semarang geger adanya penemuan bayi perempuan tak berdaya di sebuah selokan.
Suara tangisan yang terdengar setelah salat Maghrib memicu kepanikan dan rasa prihatin di tengah masyarakat.
Adanya bayi malang itu tanpa busana dan masih menyisakan ari-ari, menambah kesan dramatis dari kejadian.
Saat ini, polisi dan Dinas Sosial tengah bekerja sama untuk merawat bayi dan mengusut siapa pelaku pembuangannya.
Misteri di Muktiharjo
Pada Sabtu (15/11) sekitar pukul 18.00 WIB, warga di RT 02 RW 08, Kelurahan Muktiharjo Kidul, mendengar suara tangisan bayi dari belakang rumah.
Setelah ada penyelidikan, ada bayi perempuan yang tergeletak di dalam selokan kecil.
Karena tempatnya sempit, proses evakuasi butuh hati-hati. Warga menggunakan genting asbes agar bisa menjangkau bayi tersebut.
Bayi itu masih hidup dan dalam kondisi cukup baik, menurut polisi.
Di tubuh bayi masih menempel ari-ari, memperlihatkan bahwa ia baru saja lahir.
Tak ada sehelai pun pakaian yang melekat pada tubuhnya, hanya beberapa kain untuk membungkus setelah evakuasi.
Setelah dievakuasi, warga membawa bayi itu ke praktik bidan terdekat agar segera mendapat pertolongan pertama.
Kemudian, Dinas Sosial Kota Semarang mengambil alih perawatan bayi tersebut dan menempatkannya di Rumah Sakit Wajib Naik (RSWN) Ketileng. Kondisi bayi dilaporkan stabil saat diserahkan ke dinas terkait.
Polisi Masih Menyelidiki
Kanit Reskrim Polsek Pedurungan, AKP Rismanto, menyatakan bahwa polisi masih menyelidiki siapa yang membuang bayi tersebut.
Tim PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) dari kepolisian juga dilibatkan dalam penyelidikan.
Hingga kini, belum ada identitas pelaku yang jelas, dan pihak berwenang terus mewawancarai saksi-saksi setempat.
Temuan bayi perempuan ini memunculkan gelombang empati dan kemarahan di kalangan warga. Dalam video yang beredar, seorang warga tampak mengutuk pelaku pembuangan bayi dengan kata-kata penuh rasa tidak percaya dan kesedihan.
Ungkapan “jahatnya keterlaluan” muncul dari mulut warga yang menyesali tindakan itu. Kasus ini juga menyoroti tantangan sosial seputar kehamilan tak diinginkan dan perlindungan bagi bayi baru lahir.
Penemuan bayi perempuan di selokan Muktiharjo Kidul, Semarang, membuka sisi gelap yang masih ada dalam masyarakat: adanya pembuangan bayi yang sangat tidak manusiawi.
Berkat respons cepat warga dan keterlibatan Dinas Sosial serta polisi, bayi malang itu kini berada di tempat yang aman dan dalam perawatan.
Namun, kasus ini perlu menjadi peringatan sekaligus panggilan untuk memperkuat sistem perlindungan anak dan edukasi kehamilan.
Semoga upaya penegakan hukum dan pemulihan sosial bisa berjalan serentak untuk mencegah tragedi serupa terulang.






